Di Silatnas Wazin, Penasihat Grand Syeikh Al-Azhar Tegaskan Peran Alumni Jaga Moderasi Islam

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Jumat, 18 April 2025, 12:08 WIB
Di Silatnas Wazin, Penasihat Grand Syeikh Al-Azhar Tegaskan Peran Alumni Jaga Moderasi Islam
Penasihat Grand Syeikh Al-Azhar Prof. Nahla Shabry Al Sha’dy di Silatnas Wazin/Ist
rmol news logo Ajang Silaturahmi Nasional (Silatnas) dan Multaqa Virtual yang digelar oleh Wihdah Azhariyah Indonesia (Wazin), organisasi yang menaungi perempuan alumni dan pelajar Al-Azhar Mesir menjadi spesial dengan kehadiran Penasihat Grand Syeikh Al-Azhar Prof. Nahla Shabry Al Sha’dy.

Menurut keterangan yang diterima redaksi pada Jumat, 18 April 2025, acara tersebut berlangsung tanggal 12 April lalu dan diikuti lebih dari 200 peserta dari dalam maupun luar negeri, termasuk dari Mesir dan Amerika Serikat.

Acara yang mengusung tema “Menjalin Chemistry, Menguatkan Sinergi, Membangun Negeri,” ditujukan untuk menguatkan jaringan alumni perempuan Al-Azhar serta berbagi pemikiran dan kontribusi nyata untuk umat.
Ketua Umum Wazin, Elly Warti Maliki membuka kegiatan dengan menekankan pentingnya kolaborasi lintas generasi dan wilayah dalam membangun gerakan perempuan Azhariyah yang tangguh dan berpengaruh.

Sementara itu, Prof. Nahla Shabry menggarisbawahi bahwa alumni perempuan Al-Azhar memegang peran sentral dalam merawat prinsip moderasi Islam.

Ia menekankan bahwa mereka bukan sekadar lulusan lembaga pendidikan, tetapi juga pembawa visi keilmuan dan budaya yang memiliki pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat. 

Menurutnya, manhaj wasathiyah (jalan tengah) yang menjadi karakter Al-Azhar adalah bekal penting bagi alumni untuk menjembatani antara nilai-nilai tradisi dan tuntutan zaman.

Dia juga mendorong agar para alumni diberi ruang yang lebih luas untuk berkiprah di berbagai bidang seperti pendidikan, sosial, ekonomi, dan media. Pemanfaatan platform digital untuk dakwah dan edukasi publik juga menjadi salah satu hal yang disorot. 

Meski tantangan dalam pemberdayaan perempuan masih cukup besar, Prof. Nahla menutup pernyataannya dengan kalimat penuh motivasi.

“Setiap tantangan mengandung peluang. Maka hadapilah tantangan itu dengan penuh keyakinan dan kepercayaan diri.”

Dalam sesi lain, Dekan Fakultas Dirosat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Yuli Yasin, sekaligus Dewan Pakar Wazin, mengungkapkan bahwa alumni perempuan Al-Azhar memiliki posisi penting dalam mengintegrasikan keilmuan, spiritualitas, dan peran sosial. 

Ia menambahkan bahwa sinergi antarwilayah sangat dibutuhkan untuk memperkuat kiprah alumni di tengah masyarakat.

Acara juga menghadirkan sesi “Suara Wazin dari Nusantara hingga Mancanegara,” yang menampilkan lima alumni inspiratif:  
- Ustadzah Nur Silaturrohmah (Jawa Tengah)  
- Ustadzah Dedeh Agustina (Amerika Serikat)  
- Mayyadah (Sulawesi)  
- Ustadzah Nurul Fitria (Pontianak)  
- Yuyum Minwaroh (Nusa Tenggara Barat)  

Kelima narasumber ini membagikan pengalaman dan strategi dalam memperkuat peran alumni, khususnya dalam sektor pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat.

Berlangsung selama tiga jam, acara berjalan dengan lancar, penuh kehangatan, dan kolaborasi antarpeserta. 

Penutupan dilakukan dengan doa yang dipimpin Ustadzah Iffatul Umniati Ismail Silaturahmi daring ini menegaskan bahwa alumni perempuan Al-Azhar siap berada di garis depan dalam membangun umat dan bangsa melalui semangat moderasi yang kuat.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA