Presiden Argentina, Javier Milei, melalui kantornya mengumumkan masa berkabung nasional selama tiga hari untuk menghormati para korban.
“Semua bidang pemerintahan nasional akan tetap didedikasikan... untuk membantu para korban di saat duka ini bagi semua warga Argentina,” demikian pernyataan resmi pemerintah seperti dimuat
Reuters pada Senin, 10 Maret 2025.
Selain itu, pemerintah telah mengesahkan bantuan rekonstruksi darurat sebesar 10 miliar peso.
Bencana yang terjadi sejak Jumat lalu, 7 Maret 2025 itu dipicu oleh hujan deras yang setara dengan curah hujan satu tahun dalam hitungan jam, mengakibatkan seluruh lingkungan terendam air.
Negara Amerika Latin itu dikejutkan oleh laporan tragis mengenai dua gadis kecil, masing-masing berusia satu dan lima tahun, yang terseret arus deras saat berusaha menyelamatkan diri bersama ibu mereka.
Menteri Keamanan Provinsi Buenos Aires, Javier Alonso, mengonfirmasi hilangnya kedua bocah itu.
“Mereka bersama ibu mereka di atas atap sebuah van untuk menghindari air yang naik, tetapi gelombang besar menyeret mereka,” ujarnya kepada Radio Mitre, seperti dimuat Reuters.
Sang ibu berhasil diselamatkan, sementara tim penyelam masih mencari anak-anak tersebut di daerah yang airnya masih mencapai lebih dari satu meter.
Sementara itu, Wali Kota Bahia Blanca, Federico Susbielles, mengatakan bahwa bencana ini telah menyebabkan kerusakan infrastruktur senilai 400 juta dolar AS.
Dalam sebuah pernyataan di platform X, ia menyebut bahwa jumlah korban tewas bisa bertambah.
“Ada 16 kematian yang dikonfirmasi, tetapi kemungkinan akan ada lebih banyak lagi,” ungkapnya.
Banjir juga menyebabkan pemadaman listrik di sebagian besar wilayah pesisir sekitar Bahia Blanca. Pada satu titik, pejabat kota bahkan harus memutus aliran listrik karena tingginya genangan air di jalan-jalan.
Duka cita juga datang dari bintang sepak bola Argentina, Lionel Messi, yang menyampaikan belasungkawa melalui Instagram.
“Banyak kekuatan untuk semua orang yang mengalami masa sulit di saat sulit ini,” tulisnya.
Di sisi lain, pejabat lingkungan Andrea Dufourg menilai bahwa bencana ini adalah dampak nyata dari perubahan iklim.
“Sayangnya, hal ini akan terus terjadi. Kita tidak punya pilihan lain selain mempersiapkan kota, mendidik warga, dan membangun sistem peringatan dini yang efektif,” tegas Dufourg.
Bahia Blanca sebelumnya pernah mengalami bencana serupa, termasuk badai pada Desember 2023 yang menewaskan 13 orang dan menyebabkan kerusakan infrastruktur besar-besaran.
BERITA TERKAIT: