Baru-baru ini, Presiden Argentina Javier Milei secara resmi mengumumkan rencananya untuk menarik diri dari WHO.
Menurut juru bicara kepresidenan, Manuel Adorni, keputusan itu diambil sebagai respons terhadap perbedaan besar terkait manajemen kesehatan, khususnya selama pandemi Covid-19.
"Kami warga Argentina tidak akan membiarkan badan internasional mencampuri kedaulatan kami, apalagi kesehatan kami," tegas Adorni dalam konferensi pers, seperti dikutip dari
BBC pada Kamis, 6 Februari 2025.
Ia juga menambahkan bahwa keluar dari WHO akan memberikan fleksibilitas lebih besar bagi Argentina untuk menerapkan kebijakan kesehatan yang lebih sesuai dengan kepentingan nasional dan mengelola dana kesehatan secara mandiri.
Milei dikabarkan akan menandatangani perintah eksekutif dalam beberapa hari ke depan untuk memulai proses penarikan resmi.
Saat ditanya oleh wartawan apakah Argentina juga mempertimbangkan untuk menarik diri dari perjanjian atau badan internasional lainnya, Adorni tidak memberikan jawaban tegas.
"Presiden sangat bertekad untuk membuat Argentina lebih bebas, jadi hubungan apa pun yang dimiliki Argentina dengan badan-badan yang menentang kebebasannya, kami akan melakukan yang terbaik untuk mencegah mereka mencampuri kehidupan warga Argentina," ujarnya.
Pernyataan ini memicu spekulasi bahwa Argentina mungkin akan mengikuti jejak Trump dalam mempertimbangkan keluar dari Perjanjian Paris tentang perubahan iklim, yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Berbeda dengan AS yang merupakan penyumbang terbesar WHO dengan kontribusi sekitar 950 juta dolar AS pada tahun 2024 (sekitar 15 persen dari total anggaran), sementara Argentina hanya menyumbang sekitar 8 juta dolar AS per tahun.
Secara finansial, penarikan Argentina mungkin tidak berdampak besar bagi WHO, tetapi secara politik, langkah ini bisa menjadi preseden bagi negara lain untuk mengikuti jejak yang sama.
Presiden Milei sendiri telah lama mengkritik WHO, terutama terkait respons badan tersebut terhadap pandemi Covid-19.
Argentina, di bawah pemerintahan sebelumnya, memberlakukan karantina wilayah yang ketat, yang menurut Milei menghambat kebebasan dan merugikan ekonomi negara.
Baik Trump maupun Milei sama-sama menyuarakan keprihatinan tentang pengaruh Tiongkok terhadap WHO
Kedua pemimpin itu cukup dekat dan kerap menyampaikan kekaguman satu sama lain. Presiden Argentina itu bahkan menyebut kemenangan Trump dalam pemilu sebagai kebangkitan politik terbesar dalam sejarah, sementara Trump menyebutnya sebagai presiden terfavorit.
BERITA TERKAIT: