Sehari sebelumnya, serangan yang sama juga diluncurkan oleh Israel dan mengakibatkan 50 orang tewas dan 84 lainnya terluka saat pasukan Israel melakukan pembantaian di tiga wilayah tersebut.
“Jabalia telah berubah menjadi kuburan," kata Hani Mahmoud, seorang reporter dari Gaza, menggambarkan kondisi mengenaskan di Kamp Pengungsi Jabalia, dikutip dari
Aljazeera, Selasa 10 Desember 2024.
Jabalia yang telah dikepung selama 65 hari membuat ribuan warga Palestina kelaparan akibat minimnya akses makanan dan air.
Diketahui jumlah korban tewas terus bertambah, hal ini terjadi di tiga wilayah secara berkala termasuk di Gaza utara. Tiga orang telah tewas pada Senin pagi saat sedang mencari makanan di dekat rumah mereka.
Kemudian, di Rafah, Gaza selatan, 10 orang juga tewas pada Senin malam saat sedang mengantre untuk membeli tepung. Serta di Gaza tengah, serangan bom terhadap sebuah gedung di Kamp Pengungsi Bureij menewaskan sembilan anggota dalam satu keluarga.
Situasi Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara semakin tak terkendali. Kepala rumah sakit, Hussam Abu Safia, menyatakan bahwa lebih dari 100 pasien, termasuk anak-anak dan pasien ICU, terancam nyawanya akibat putusnya pasokan listrik, oksigen, dan air.
“Kami memiliki 112 pasien yang terluka, termasuk enam di ICU dan 14 anak-anak,” kata Abu Safia.
Sementara itu, di Rumah Sakit Al-Aqsa, jenazah korban mulai menumpuk hingga kamar jenazah tidak dapat menampung mayat-mayat lainnya. Ditemani suasana duka yang juga menyelimuti keluarga korban yang datang untuk mengambil jenazah orang-orang tercinta mereka.
Diketahui, serangan Israel sejak awal perang telah menghancurkan Gaza secara fisik dan mental. Serangan yang tidak ada henti-hentinya membuat wilayah utara menjadi lokasi yang paling terpukul.
Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa total korban tewas sejak awal konflik telah mencapai 44.758 orang, yang jumlahnya didominasi oleh wanita dan anak-anak
Rumah sakit Gaza kini menjadi saksi bisu atas penderitaan yang terus berlangsung, sementara masyarakat internasional mendesak agar konflik segera dihentikan demi menyelamatkan nyawa warga sipil yang tersisa.
BERITA TERKAIT: