Dorongan itu dilakukan untuk meningkatkan angka pernikahan dan angka kelahiran yang sedang menurun di negara tersebut.
Tiongkok memiliki populasi terbesar kedua di dunia dengan 1,4 miliar, tetapi populasinya menua dengan cepat, yang akan meningkatkan tuntutan pengeluaran pemerintah di masa mendatang dan memberi tekanan pada ekonomi.
Pemerintah Tiongkok telah mempromosikan berbagai upaya untuk menarik pasangan muda menikah dan memiliki anak.
Mengutip
Xinhua pada Rabu, 4 Desember 2024, mahasiswa akan menjadi pendorong terbesar pertumbuhan populasi, tetapi mereka telah mengubah pandangan mereka secara signifikan tentang pernikahan dan cinta.
“Perguruan tinggi dan universitas harus memikul tanggung jawab untuk menyediakan pendidikan pernikahan dan cinta kepada mahasiswa dengan menawarkan kursus pendidikan pernikahan dan cinta,” bunyi laporan tersebut.
Sekitar 57 persen mahasiswa yang disurvei oleh China Population News mengatakan mereka tidak ingin jatuh cinta, terutama karena mereka tidak tahu bagaimana mengalokasikan waktu untuk menyeimbangkan hubungan antara belajar dan cinta.
Karena kurangnya pendidikan pernikahan dan cinta yang sistematis dan ilmiah, mahasiswa memiliki pemahaman yang samar-samar tentang hubungan emosional.
Mahasiswa tingkat akhir dan mahasiswa pascasarjana dapat diajarkan melalui analisis kasus, diskusi kelompok tentang menjaga hubungan intim dan komunikasi antara kedua jenis kelamin.
Kursus tersebut akan dapat membantu mereka meningkatkan kemampuan mereka untuk memahami pernikahan dan cinta dengan benar serta mengelola hubungan cinta.
BERITA TERKAIT: