Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa pihaknya lega mengetahui keputusan terbaru dari Presiden Yoon.
"Kami terus berharap perselisihan politik dapat diselesaikan secara damai dan sesuai dengan aturan hukum," dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat
VOA.
Blinken juga menegaskan kembali komitmen AS untuk memperkuat kerja sama yang sudah terjalin antar kedua negara.
"Kami menegaskan kembali dukungan kami untuk rakyat Korea dan aliansi AS-ROK berdasarkan prinsip-prinsip demokrasi dan aturan hukum bersama," kata dia.
Wakil Menteri Luar Negeri AS Kurt Campbell sebelumnya mengatakan terus memantau dengan saksama situasi yang berkembang pesat di Korea Selatan, setelah Presiden Yoon mengumumkan darurat militer pada Selasa malam, 3 Desember 2024.
Keputusan itu diambil dengan alasan perlunya melindungi negara dari pasukan komunis Korea Utara dan melenyapkan elemen-elemen anti-negara.
Hanya beberapa jam kemudian, Yoon mengumumkan bahwa ia akan mencabut dekrit darurat militer setelah anggota parlemen Korea Selatan memilih untuk menolak keputusannya dan para pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung parlemen.
Kedutaan Besar AS di Seoul mengumumkan pembatalan janji temu konsuler rutin bagi warga negara Amerika dan pemohon visa pada hari Rabu, 4 Desember 2024.
Kedutaan juga menghimbau warga negara AS di Korea Selatan untuk memantau berita lokal, mengikuti panduan resmi, menghindari area demonstrasi, dan berhati-hati di dekat pertemuan besar atau protes, karena demonstrasi damai pun dapat meningkat secara tak terduga.
Biden diberi pengarahan tentang perkembangan terbaru di Korea Selatan saat iring-iringan mobilnya menuju hotelnya di Luanda, ibu kota Angola. Biden sedang dalam perjalanan pertamanya ke Afrika sebagai presiden.
Di Pentagon, juru bicara Mayor Jenderal Patrick Ryder mengatakan kepada wartawan selama jumpa pers bahwa ia tidak yakin deklarasi darurat militer akan berdampak signifikan terhadap sekitar 28.500 tentara AS yang ditempatkan di Korea Selatan.
Ryder menambahkan bahwa militer kedua sekutu tersebut berhubungan, tetapi belum ada permintaan bantuan dari Seoul.
Beberapa anggota parlemen AS telah menyatakan kekhawatiran tentang perkembangan yang tidak menentu di Korea Selatan.
Senator Chris Murphy, seorang Demokrat dari Connecticut dan anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat, mengatakan sangat menakutkan melihat sekutu demokrat utama dalam krisis.
Senator Jeanne Shaheen, seorang Demokrat dari New Hampshire dan anggota Komite Hubungan Luar Negeri Senat, berbagi kekhawatiran tersebut, menggambarkan situasi situasinya meresahkan.
BERITA TERKAIT: