Komisi pemilihan umum pada Selasa malam, 3 Desember 2024, mengatakan bahwa ia telah memenangkan lebih dari 57 persen suara yang diberikan, dengan pesaing terdekatnya Panduleni Itula memperoleh 26 persen.
Namun, setelah masalah logistik dan perpanjangan tiga hari pemungutan suara di beberapa bagian negara tersebut, Itula menolak mengakui hasil pemilu dan menuduh adanya kecurangan yang dilakukan petahana.
Akibatnya, sebagian besar pendukung partai oposisi memboikot pengumuman hasil pemilu pada tersebut di ibu kota Namibia.
Sementara itu, Nandi-Ndaitwah mengatakan bahwa kemenangannya merupakan sikap dan keputusan rakyat yang menginginkan perdamaian.
"Bangsa Namibia telah memilih perdamaian dan stabilitas," ujarnya setelah hasil pemilu diumumkan, seperti dimuat
Reuters.
Partai Swapo yang mengusung Nandi-Ndaitwah telah berkuasa di Namibia sejak negara itu merdeka pada tahun 1990.
Nandi-Ndaitwah sebelumnya menjabat sebagai wakil presiden. Dia merupakan pemimpin tepercaya yang telah menjabat di jabatan tinggi pemerintahan selama seperempat abad.
Setelah dilantik sebagai presiden, ia akan bergabung dengan klub eksklusif karena saat ini Samia Suluhu Hassan dari Tanzania adalah satu-satunya presiden perempuan di Afrika.
Pesaingnya, seorang dokter gigi terlatih, Itula, dari Partai Independent Patriots for Change (IPC), dianggap lebih karismatik daripada Nandi-Ndaitwah dan berhasil mengurangi popularitas Swapo dalam pemilihan presiden terakhir tahun 2019, mengurangi perolehan suaranya menjadi 56 persen dari 87 persen lima tahun sebelumnya.
IPC mengatakan akan mencari keadilan melalui pengadilan dan telah mendorong orang-orang yang merasa tidak dapat memilih karena kesalahan manajemen oleh komisi pemilihan untuk pergi ke polisi untuk membuat pernyataan.
BERITA TERKAIT: