Sumber-sumber lokal terpercaya telah mengonfirmasi kedatangan pasukan militer Irak ke Suriah.
"Setidaknya 300 pejuang, terutama dari kelompok Badr dan Nujabaa Irak, menyeberang pada Minggu malam menggunakan jalan tanah untuk menghindari penyeberangan perbatasan resmi," ungkap dua sumber keamanan Irak, seperti dimuat
Reuters pada Selasa, 3 Desember 2024.
Dikatakan bahwa para pejuang Irak itu membantu pemerintahan Presiden Bashar Al-Assad untuk mengamankan tempat suci Syiah di Suriah.
Sumber militer senior Suriah mengatakan para pejuang telah menyeberang dalam kelompok-kelompok kecil untuk menghindari serangan udara.
"Ini adalah bala bantuan baru yang dikirim untuk membantu rekan-rekan kita di garis depan di utara," kata sumber itu.
Konstelasi kelompok milisi regional sekutu Iran, yang dibantu oleh kekuatan udara Rusia, telah menjadi bagian penting dari keberhasilan pasukan pro-pemerintah dalam menundukkan pemberontak yang bangkit melawan Presiden Bashar al-Assad pada tahun 2011.
Namun aliansi itu menghadapi ujian baru setelah serangan kilat minggu lalu oleh pemberontak di Suriah barat laut, dengan Rusia berfokus pada perang di Ukraina dan Hizbullah hancur oleh perang yang dilancarkannya terhadap Israel 14 bulan lalu yang terhenti dengan perjanjian gencatan senjata minggu lalu.
Badai pemberontak di Aleppo adalah keberhasilan terbesar pejuang anti-Assad selama bertahun-tahun.
Pasukan pemerintah telah menguasai Aleppo sepenuhnya sejak merebut kota terbesar Suriah saat itu dalam pengepungan pada tahun 2016, salah satu titik balik utama perang yang telah menewaskan ratusan ribu orang.
Perang saudara Suriah telah terhenti sejak 2020, dengan rezim Al-Assad menguasai sebagian besar wilayah dan semua kota besar.
Pemberontak masih menguasai daerah kantong di barat laut, pasukan yang didukung Turki menguasai jalur di sepanjang perbatasan utara, dan pasukan yang dipimpin Kurdi yang didukung AS menguasai daerah kantong di timur laut.
Kepala kelompok pemberontak utara Suriah di luar negeri, Hadi al-Bahra mengatakan bahwa pemberontak dapat merebut kota itu dengan cepat karena Hizbullah dan kelompok lain yang didukung Iran terganggu oleh konflik mereka dengan Israel.
Diungkap Hadi, persiapan telah dilakukan sejak tahun lalu untuk serangan di Aleppo, tetapi tertunda oleh perang antara Israel dan Hamas di Gaza.
BERITA TERKAIT: