Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matt Miller menegaskan bahwa kebijakan Washington terhadap Suriah tidak berubah, dengan mengatakan presiden Suriah itu berlumuran darah.
"Tidak ada yang berubah terkait kebijakan kami terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad. Dia seorang diktator dengan darah di tangannya,” kata dia dalam sebuah pernyataan, seperti dimuat
Reuters pada Selasa, 3 Desember 2024.
Miller menambahkan bahwa AS masih ingin melihat solusi politik untuk konflik yang telah berlangsung bertahun-tahun di Suriah, di mana rakyat Suriah dapat menentukan siapa pemimpin mereka.
Kekerasan baru meletus di seluruh negeri dalam beberapa hari terakhir setelah faksi dan kelompok oposisi bersenjata melakukan serangan mendadak terhadap wilayah dan kota yang dikuasai oleh pemerintah Suriah.
Serangan terbaru diprakarsai oleh “Hayat Tahrir al-Sham.” Sebelumnya dikenal sebagai “Front al-Nusra,” kelompok ini merupakan sayap resmi al-Qaeda dalam perang Suriah hingga memutuskan hubungan pada tahun 2016.
Kelompok ini ditetapkan oleh AS dan PBB sebagai organisasi teroris.
Namun, aliansi oposisi yang terpisah juga melancarkan serangan lain dari wilayah utara Aleppo. Pemberontak ini didukung oleh Turki dan diorganisasi di bawah bendera Tentara Nasional Suriah.
BERITA TERKAIT: