Pertahanan Sipil Suriah, sebuah layanan penyelamatan melaporkan bahwa jet tempur Suriah dan Rusia telah dikerahkan untuk membombardir permukiman, sebuah pompa bensin, dan sebuah sekolah di kota Idlib yang dikuasai pemberontak.
"Serangan itu menewaskan empat warga sipil dan melukai enam lainnya," ungkap lembaga tersebut dalam unggahan di X, seperti dimuat
The Tribune.
Sementara itu, dua sumber militer Suriah mengatakan Rusia telah menjanjikan bantuan militer tambahan kepada Damaskus yang akan mulai berdatangan dalam 72 jam ke depan.
Di hari yang sama, militer Suriah mengatakan bahwa puluhan personelnya telah tewas atau terluka dalam pertempuran sengit di Aleppo dan mereka sekarang sedang menyusun kembali pasukan, mengerahkan kembali pasukan untuk memperkuat garis pertahanannya sambil mempersiapkan serangan balik.
Mereka mengakui kemajuan pemberontak yang telah memasuki sebagian besar Aleppo.
"Pemberontak telah melancarkan serangan luas dari berbagai arah di garis depan Aleppo dan Idlib dan bahwa pertempuran telah terjadi di jalur yang melebihi 100 km. Puluhan tentara telah tewas," ungkap militer Suriah.
Serangan mendadak yang dipimpin oleh Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan faksi sekutu yang didukung oleh Turki pada hari Rabu, 27 November 2024 telah mengguncang garis depan perang saudara Suriah yang sebagian besar telah membeku sejak tahun 2020.
Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) yang berbasis di Inggris mencatat lebih dari 300 orang, termasuk sedikitnya 20 warga sipil, telah tewas sejak serangan pemberontak dimulai di Idlib dan Aleppo.
Rusia merupakan suksesor keberlanjutan rezim Bashar Al Assad. Juru bicara Rusia, Dmitry Peskov menyebut serangan pemberontak itu sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah.
"Kami mendukung otoritas Suriah untuk menertibkan wilayah itu dan memulihkan ketertiban konstitusional sesegera mungkin," ujarnya dalam sebuah pernyataan.
BERITA TERKAIT: