Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa (1/10), Kedutaan Besar Iran di Jakarta menyoroti tindakan Israel yang semakin tidak terkendali sejak perang meletus di Gaza 7 Oktober lalu.
Setelah diduga membunuh Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh dalam serangan bom di Teheran beberapa bulan lalu, kini Israel melancarkan eskalasi besar-besaran ke perbatasan Lebanon Selatan hingga menewaskan pemimpin Hizbullah.
"Rezim teroris Israel kembali menunjukkan wajah jahatnya kepada dunia, kejahatan mereka adalah serangan roket ke daerah pemukiman di Lebanon Selatan dan pembunuhan Sayyed Hassan Nasrallah, Sekretaris Jenderal Hizbullah," bunyi pernyataan tersebut.
Iran mengecam keras segala bentuk kekerasan yang dilakukan Israel di Lebanon, terutama setelah tokoh besar Hizbullah juga dibunuh secara kejam oleh mereka.
"Republik Islam Iran, dengan tegas, mengutuk tindakan agresif dan kriminal rezim Zionis dalam menyerang Lebanon Selatan dan pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah," tegasnya.
Kedubes Iran mengaku prihatin karena pemboman terhadap Bos Hizbullah dilakukan hanya beberapa menit setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyampaikan pidato tentang perdamaian di sidang Majelis Umum PBB di New York.
"Tindakan ini tidak hanya melanggar prinsip dan norma hukum internasional serta Piagam PBB, akan tetapi juga menjadi ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan regional maupun internasional," kata Kedubes.
Iran menduga kuat bahwa bom yang digunakan Israel membunuh Nasrallah dan sejumlah tokoh penting lain pada 28 September lalu adalah bom bunker-buster seberat 5.000 pon yang diberikan oleh Amerika Serikat.
Oleh sebab itu, Iran menilai bahwa Barat khususnya Amerika Serikat bertanggung jawab penuh atas kebrutalan Israel.
"Kami juga menegaskan tanggung jawab penuh dari pemerintah Amerika Serikat sebagai pendukung dan mitra dalam kejahatan internasional dan tindakan teroris rezim Zionis," tegas Kedubes.
Terakhir, Kedubes Iran menyerukan kepada negara-negara dan organisasi internasional untuk segera mengambil langkah politik, hukum, dan memberikan sanksi yang diperlukan terhadap Israel serta pihak-pihak di belakangnya.
BERITA TERKAIT: