Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Presiden Prancis Bantah Penangkapan CEO Telegram karena Motif Politik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Selasa, 27 Agustus 2024, 14:13 WIB
Presiden Prancis Bantah Penangkapan CEO Telegram karena Motif Politik
Presiden Prancis, Emmanuel Macron/AFP
rmol news logo Penangkapan CEO Telegram, Pavel Durov akhir pekan lalu di bandara Le Bourget tidak ada kaitannya dengan pemerintah Prancis. 
HUT 79 RI

Hal itu ditegaskan oleh Presiden Prancis, Emmanuel Macron dalam sebuah cuitan di X yang dilihat redaksi pada Selasa (27/8).

Macron membantah rumor yang menyebut penangkapan Durov disengaja dan bermotif politik, yakni untuk memuluskan upaya Prancis memegang kendali penuh atas Telegram. 

"Penangkapan presiden Telegram di wilayah Prancis terjadi sebagai bagian dari penyelidikan yudisial yang sedang berlangsung. Ini sama sekali bukan keputusan politik. Terserah pada hakim untuk memutuskan," tulisnya.

Komentar Macron baru muncul setelah dua hari penangkapan CEO Telegram yang kini dihadapkan pada 12 tuntutan pidana.

Durov sedang diselidiki oleh kantor kejahatan dunia maya dan penipuan nasional karena gagal bekerja sama dalam kejahatan dunia maya dan keuangan di Telegram, aplikasi perpesanan dan media sosial yang didirikannya.

Dalam sebuah pernyataan, Tim Telegram menegaskan bahwa penangkapan Durov tidak masuk akal apalagi dikaitkan dengan pelanggaran pada platform yang dimilikinya.

"Durov tidak menyembunyikan apa pun dan sering bepergian ke Eropa. Sangat tidak masuk akal untuk mengklaim bahwa suatu platform atau pemiliknya bertanggung jawab atas penyalahgunaan platform tersebut," ungkap Telegram, seperti dikutip dari Associated Press pada Senin (26/8).

Telegram kemudian menegaskan bahwa platform mereka telah mematuhi hukum Uni Eropa dan moderasi yang diharapkan akan terus ditingkatkan. Mereka juga berharap agar masalah Durov segera diselesaikan.

Mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional AS Edward Snowden dan whistleblower menuduh Presiden Prancis Emmanuel Macron menyandera CEO Telegram Pavel Durov untuk mendapatkan akses pintu belakang ke program pengiriman pesan tersebut.

Snowden mengatakan di X bahwa penangkapannya adalah serangan terhadap hak asasi manusia dasar untuk berbicara dan berasosiasi.

"Saya terkejut dan sangat sedih bahwa Macron telah turun ke tingkat penyanderaan sebagai sarana untuk mendapatkan akses ke komunikasi pribadi. Itu tidak hanya merendahkan Prancis, tetapi juga dunia," tegasnya.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA