Dikutip dari
RT, Jumat (23/8), Hakim Ketua Caryslia Rodriguez mengatakan pada Kamis bahwa pihaknya secara tak terbantahkan mengesahkan materi pemilu dan memvalidasi hasil pemilu presiden 28 Juli 2024 yang dikeluarkan oleh Dewan Pemilihan Nasional (CNE).
Calon oposisi yang didukung AS Edmundo Gonzalez Urrutia yang mengklaim telah memenangkan 67 persen suara langsung menanggapi keputusan tersebut.
“Keputusan Anda hanya akan memperburuk krisis,” kata Gonzalez dalam unggahan di media sosial, menuduh pengadilan bersikap bias dan berusaha merebut kehendak rakyat.
Sementara Tiongkok, Rusia, dan sekutu regional Venezuela mengucapkan selamat kepada Maduro atas kemenangannya, negara-negara G7 yang dipimpin oleh AS menolak untuk mengakui hasil pemungutan suara, dan menyatakan "kekhawatiran serius" tentang integritas proses pemilu.
Brasil dan Kolombia bahkan telah menyerukan pemilu baru, tetapi ditolak oposisi Venezuela, dengan mengklaim mereka telah memenangkan pemilu secara langsung.
Caracas telah membuka penyelidikan kriminal terhadap Gonzalez dan pemimpin oposisi lainnya karena menghasut pemberontakan dengan klaim palsu mereka tentang kemenangan pemilu dan seruan untuk melakukan kerusuhan jalanan.
Menurut pemerintah, 25 orang tewas dan 192 orang terluka dalam kerusuhan terkait pemilu, sementara lebih dari 2.400 orang telah ditangkap.
Pada Rabu, Reuters melaporkan bahwa AS telah menyusun daftar 60 pejabat Venezuela dan anggota keluarga mereka yang dapat dimasukkan dalam daftar hitam terkait pemilu. Sumber anonym mengatakan daftar tersebut berisi anggota CNE dan Mahkamah Agung.
BERITA TERKAIT: