Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Kantor Berita Resmi
KCNA pada Minggu (18/8), Kementerian Luar Negeri Korea Utara mengutuk serangan di Kursk dan menyebutnya sebagai aksi teror yang dilakukan Ukraina dibantu Amerika Serikat.
"Kami mengutuk keras serangan bersenjata terhadap wilayah Rusia oleh rezim boneka Zelensky di bawah kendali dan dukungan Amerika Serikat dan Barat sebagai tindakan agresi dan teror yang tidak dapat dimaafkan," tulis
KCNA.
Lebih lanjut, Korea Utara juga menyoroti potensi Perang Dunia yang akan meletus jika tindakan provokatif Ukraina dibiarkan.
"Upaya Ukraina memasuki Rusia merupakan produk dari kebijakan konfrontatif anti-Rusia dari Amerika Serikat, yang mendorong situasi ke ambang Perang Dunia Ketiga," kata kantor berita KCNA.
Korea Utara meningkatkan hubungannya dengan Rusia tahun lalu dengan dua pertemuan puncak oleh para pemimpin mereka yang menjanjikan kerja sama yang lebih erat di semua bidang.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani pakta di Pyongyang tentang "kemitraan strategis yang komprehensif" yang mencakup perjanjian pertahanan bersama.
Korea Selatan, Ukraina dan AS berulangkali menuduh Korea Utara memasok artileri dan rudal ke Rusia untuk digunakan dalam perang melawan Ukraina. Korea Utara dan Rusia membantah tuduhan tersebut.
BERITA TERKAIT: