Dalam sebuah wawancara dengan
CBS pada Senin (12/8), pria berusia 81 tahun itu mengatakan bahwa ia mundur karena Partai Demokrat menganggap dirinya sebagai halangan besar untuk kemenangan mereka.
"Yang terjadi adalah, sejumlah kolega Demokrat saya di DPR dan Senat mengira bahwa saya akan merugikan mereka dalam persaingan," ungkap Biden.
Hal lain yang membuat Biden semakin yakin untuk tidak melanjutkan kampanyenya adalah karena kemampuannya sebagai capres akan terus dipertanyakan, sehingga membuatnya tidak nyaman.
"Saya khawatir jika saya tetap bertahan dalam persaingan, itu akan menjadi topik besar. Anda akan mewawancarai saya tentang, 'Mengapa Nancy Pelosi berkata, mengapa si anu berkata,' dan saya pikir itu akan menjadi gangguan besar," paparnya.
Dia kemudian menyoroti pencalonan Kamala Harris. Menurut Biden, Harris sedang menikmati gelombang antusiasme Demokrat, dan jajak pendapat menunjukkan pemilihan umum telah menjadi lebih kompetitif.
"Jajak pendapat yang kami lakukan menunjukkan bahwa persaingan itu sangat ketat, persaingan itu akan berlangsung sengit," kata Biden.
Dalam kesempatan itu, Biden kembali memperingatkan tentang potensi kemenangan Donald Trump yang akan menjadi sumber ancaman bagi AS.
"Catat kata-kata saya. Jika ia (Trump) memenangkan (pemilihan ini), lihat apa yang terjadi. Itu berbahaya. Ia benar-benar berbahaya bagi keamanan Amerika," tegasnya.
Setelah Biden mundur, Harris memulai kampanyenya untuk menjadi capres Partai Demokrat dan menggandeng Gubernur Minnesota, Tim Walz sebagai pasangannya.
Keduanya akan bertanding dengan capres dari Partai Republik yang kontroversial yakni Donald Trump dan J.D. Vance pada 5 November mendatang.
BERITA TERKAIT: