Mengutip laporan
Reuters pada Rabu (17/7), bahan kimia yang bereaksi cepat dan mematikan itu ditemukan pada gelas minum dan teko di kamar hotel mewah Grand Hyatt Erawan.
Keenam korban adalah etnis Vietnam, dua di antaranya berkewarganegaraan Amerika Serikat, dan ditemukan tewas pada Selasa malam (16/7).
Diduga, pelaku yang memasukkan sianida ke dalam minuman ikut meninggal dunia bersama para korban.
“Kami menemukan sianida di dalam cangkir teh. Ada enam cangkir dan di dalamnya kami menemukan sianida,” ungkap Komandan kantor bukti polisi Thailand, Trirong Phiwpan.
Menurut penuturan Phiwpan, dugaan keracunan sianida bisa dibuktikan setelah hasil otopsi keluar besok.
Karena ada warganya yang ikut menjadi korban, Biro Investigasi Federal AS telah membantu polisi dalam penyelidikan tersebut.
Departemen Luar Negeri AS juga mengatakan pihaknya memantau situasi dan pemerintah setempat yang bertanggung jawab atas penyelidikan tersebut.
Pemerintah Vietnam mengatakan kedutaan besarnya di Bangkok berkoordinasi erat dengan pihak berwenang Thailand mengenai kasus ini.
Grand Hyatt Erawan, yang dioperasikan oleh Erawan Group memiliki lebih dari 350 kamar dan terletak di kawasan wisata populer yang terkenal dengan perbelanjaan dan restoran mewah.
Berita mengenai kematian tersebut disinyalir dapat mengganggu sektor pariwisata penting Thailand. Negara itu memperkirakan kedatangan wisatawan asing sebanyak 35 juta orang pada tahun ini, naik dari 28 juta orang pada tahun lalu.
Perdana Menteri Srettha Thavisin mendesak penyelidikan cepat terhadap masalah ini untuk membatasi dampaknya terhadap sektor pariwisata Thailand.
BERITA TERKAIT: