Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Debat Perdana, Enam Capres Iran Bahas Isu Ekonomi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Selasa, 18 Juni 2024, 10:50 WIB
Debat Perdana, Enam Capres Iran Bahas Isu Ekonomi
Enam capres Iran (dari kiri ke kanan) Amirhossein Ghazizadeh Hashemi, Mohammad Bagher Qalibaf, Masoud Pezeshkian, Saeed Jalili, Alireza Zakani, dan Mostafa Pourmohammadi/Net
rmol news logo Enam calon presiden Iran menggelar debat perdana pada Senin (17/6), jelang pemilihan presiden Iran 28 Juni mendatang.

Mengutip Arab News, ini merupakan debat pertama dari lima debat yang dijadwalkan berlangsung selama 10 hari ke depan.

Acara debat perdana disiarkan langsung oleh TV pemerintah selama empat jam dan membahas seputar masalah ekonomi yang dihadapi Iran saat ini.

Para kandidat membahas proposal dan rencana mereka untuk perekonomian Iran yang sedang mengalami kesulitan di bawah sanksi Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.

Mereka juga membahas inflasi, defisit anggaran, masalah perumahan di Iran dan cara-cara memerangi korupsi.

Lima calon merupakan tokoh garis keras, sedangkan kandidat keenam, anggota parlemen Masoud Pezeshkian (69 tahun), adalah seorang ahli bedah jantung yang mendapat dukungan dari beberapa tokoh pro-reformasi.

Kandidat yang paling menonjol adalah Mohammad Bagher Qalibaf, (62 tahun), mantan walikota Teheran yang memiliki hubungan dekat dengan paramiliter Garda Revolusi Iran.

Namun, banyak yang ingat bahwa Qalibaf, sebagai mantan jenderal Garda Revolusi diduga terlibat dalam aksi kekerasan mahasiswa Iran pada tahun 1999.

Dia dilaporkan memerintahkan tembakan tajam untuk digunakan terhadap mahasiswa pada tahun 2003 ketika menjabat sebagai kepala polisi negara tersebut.

Di antara mereka yang mencalonkan diri sebagai presiden juga terdapat wakil presiden Iran, Amir Hossein Qazizadeh Hashemi, (53 tahun), dan wali kota Teheran saat ini, Ali Reza Zakani (58 tahun).

Anggota Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, Saeed Jalili (58 tahun), dan ulama Mostafa Pourmohammadi Rouhani (64 tahun) mantan menteri dalam negeri di bawah mantan Presiden Hassan Rouhani yang relatif moderat, juga ikut dalam pencalonan.

Dalam debat, Qalibaf berjanji dia akan menjadi presiden kuat yang akan mendukung masyarakat miskin, mengelola perekonomian dengan lebih baik dan berupaya menghapus sanksi melalui jalan diplomatik.

Pezeshkian yang reformis mengatakan sanksi tersebut adalah sebuah bencana. Dia berjanji melobi untuk mengurangi pembatasan di internet.

Pasalnya Iran telah lama memblokir Facebook, X, Instagram, Telegram dan platform media sosial serta sistem pesan utama lainnya, terutama karena masalah keamanan.

Semua kandidat berjanji untuk memperkuat mata uang negaranya, real, yang telah anjlok hingga 580.000 terhadap dolar.

Mereka cenderung menghindari topik perjanjian nuklir yang compang-camping. Sebab pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei lah yang mempunyai keputusan akhir mengenai semua urusan utama negara, termasuk nuklir, kebijakan luar negeri, luar angkasa, dan program militer.

Tokoh-tokoh pro-reformasi seperti mantan Presiden Mohammad Khatami dan mantan menteri luar negeri Mohammad Javad Zarif, yang merundingkan perjanjian nuklir tahun 2015 telah mendukung Pezeshkian.

Meskipun suara yang mendukung Pezeshkian di daerah pemilihan parlemen di kota Tabriz di barat laut menurun dari 36 persen menjadi 24 persen. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA