Di tengah meningkatnya dukungan terhadap kelompok sayap kanan, Partai Rakyat Eropa (EEP) yang dipimpin oleh von der Leyen berada di jalur yang tepat untuk mendapatkan kursi terbanyak di Parlemen.
Mengutip
Politico pada Senin (10/6), jika dalam beberapa hari dan minggu ke depan para pemimpin Uni Eropa setuju untuk mencalonkan von der Leyen untuk masa jabatan kedua, ia masih harus mendapatkan dukungan dari 361 anggota parlemen di Parlemen yang baru terpilih.
Pada Minggu malam (9/6), von der Leyen mengatakan bahwa bahwa dia pertama-tama akan mencari dukungan dari kaum sosialis dan liberal, yang mendukungnya pada masa jabatan pertamanya.
Keputusan von der Leyen untuk merapat ke Partai Hijau kemungkinan besar akan mengasingkan beberapa anggota konservatif EPP yang mendukung langkah-langkah iklim utama dalam Kesepakatan Hijau.
Namun jika dia terus mendekati kelompok sayap kanan Konservatif dan Reformis Eropa, yang dipimpin oleh Giorgia Meloni dari Italia, von der Leyen berisiko mengesampingkan kelompok sosialis dan liberal.
Kelompok sayap kanan dan tengah kemungkinan besar akan sangat sensitif terhadap aliansi apa pun dengan kelompok sayap kanan garis keras setelah kelompok sayap kanan mengejutkan memperoleh kemenangan besar dalam pemilu Uni Eropa di Jerman dan Prancis.
Secara keseluruhan, ketiga kelompok ini ?" EPP, Sosialis dan Demokrat dan Renew ?" kini diperkirakan akan memperoleh 407 kursi di Parlemen Eropa, menurut angka terbaru. Dia hanya membutuhkan 361 suara agar pencalonannya disetujui.
Para ahli dan pejabat partai berasumsi bahwa lebih dari 10 persen anggota parlemen dari tiga kelompok sentris, termasuk EPP akan menentang atau abstain.
Masih belum jelas siapa yang akan dipilih oleh 27 pemimpin nasional di Dewan Eropa sebagai pilihan utama mereka.
Meskipun merupakan kelompok politik terbesar di Parlemen, EPP hanya diwakili oleh 12 pemimpin dan tidak satupun dari mereka berasal dari kekuatan tradisional seperti Jerman, Perancis, Italia atau Spanyol.
Seorang pejabat senior dari kelompok Renew Presiden Perancis Emmanuel Macron melontarkan gagasan untuk menggantikan von der Leyen dengan Presiden Parlemen Eropa Roberta Metsola, yang juga dari EPP.
“Banyak anggota parlemen yang berkampanye menentangnya (von der Leyen_,” kata pejabat tersebut, sedangkan Metsola disukai oleh semua orang.
Sebaliknya, kandidat utama dari kubu Sosialis, Nicolas Schmit, mengisyaratkan kesediaan kelompoknya untuk bekerja sama dengan von der Leyen untuk mendapatkan suara mayoritas.
“Tidak ada kemungkinan bagi kami, kaum sosial demokrat, untuk bekerja sama dengan mereka yang ingin membongkar, yang ingin melemahkan Eropa yang telah kami bangun,” kata Schmit, yang juga merupakan bagian dari Komisi periode pertama von der Leyen.
BERITA TERKAIT: