Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Baru Dilantik, Putin Bersiap Temui Xi Jinping di China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/hani-fatunnisa-1'>HANI FATUNNISA</a>
LAPORAN: HANI FATUNNISA
  • Rabu, 15 Mei 2024, 15:26 WIB
Baru Dilantik, Putin Bersiap Temui Xi Jinping di China
Presiden China, Xi Jinping dan Presiden Rusia, Vladimir Putin/Net
rmol news logo Setelah resmi dilantik untuk masa jabatan ke lima, Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan perjalanan luar negeri ke China untuk menemui rekannya Xi Jinping.

Menurut laporan media pemerintah China Xinhua pada Rabu (15/5), kunjungan Putin ke Beijing dijadwalkan berlangsung pada 16 hingga 17 Mei mendatang.

Dalam wawancara jelang perjalanannya ke China, Putin memuji prospek besar dari kemitraan bilateral dan upaya keduanya memperkuat kedaulatan dan integritas teritorial.

"Kedua negara berusaha memperdalam kerja sama industri dan teknologi tinggi, ruang angkasa, dan penggunaan energi nuklir, kecerdasan buatan, energi terbarukan, dan sektor inovatif lainnya untuk tujuan damai," tegasnya.

Rencana kunjungan Putin diumumkan setelah Xi menyelesaikan tur di Eropa.

Pertemuan Xi dan Putin dibayangi ancaman Barat yang berjanji berbuat lebih banyak jika China ketahuan mengirim pasokan senjata ke Rusia.

China menyangkal tuduhan tersebut dan menegaskan bahwa perdagangannya dengan Rusia merupakan transaksi bilateral yang normal.

Profesor hubungan internasional di Nanyang Technological University Singapura, Li Mingjiang menilai ancaman Barat mungkin terus meningkat, merujuk pada dijatuhkannya serangkaian sanksi Amerika terhadap entitas China baru-baru ini.

“Tekanannya bisa dibilang lebih besar dibandingkan dua tahun terakhir,” ujar Li, seperti dimuat CNN.

Meski data perdagangan China pada Maret dan April menunjukkan penurunan ekspor ke Rusia, tetapi Peneliti dari Lembaga Takshashila di Bangalore Manoj Kewalramani mengatakan, Beijing memiliki kepentingan besar untuk memastikan bahwa Rusia tidak kalah perang.

"Rusia sangat penting bagi strategi besar China," ungkap Kewalramani.

Kewalramani memperkirakan perang Gaza akan menjadi bahasan penting antara Xi dan Putin.

Terkait Gaza, kedua negara menolak mengutuk Hamas atas serangan di Israel Selatan 7 Oktober lalu.

Dikatakan Kewalramani, China memiliki pengaruh terbatas di kawasan Timur Tengah, berbeda dengan Rusia. Tetapi cara pandang keduanya terhadap Iran sama.

"Mereka melihat Iran sebagai bagian dari tatanan baru (yang sedang mereka upayakan untuk menciptakannya), sedangkan mereka melihat Israel sebagai wakil Amerika Serikat," paparnya.

Pakar internasional yang berbasis di Shanghai, Shen Dingli menyoroti internal China yang terpecah dan tidak mendukung Rusia.

Sebuah akun di platform media sosial China, Weibo, dibuat atas nama pemikir ultranasionalis terkemuka Rusia Alexander Dugin.

Pengguna media sosial berbondong-bondong mengunjungi halaman yang belum diverifikasi, di mana beberapa suara menyerukan kemenangan Ukraina dan yang lain menunjuk pada perselisihan sejarah kedua negara. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA