Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini di akun X pribadinya mengatakan bahwa warga Israel sudah dua kali mencoba membakar pagar pembatas markas.
Diungkapkan, serangan itu terjadi saat petinggi UNRWA dan staf Badan-badan PBB lainnya berada di dalam markas.
"Malam ini, warga Israel dua kali membakar perimeter Markas Besar UNRWA di Yerusalem Timur yang diduduki," cuit Lazzarini, seperti dimuat
AFP pada Jumat (10/5).
Meski tidak ada korban jiwa, kata Lazzarini, kebakaran tersebut menyebabkan kerusakan parah di area luar ruangan.
“Direktur kami dengan bantuan staf lain harus memadamkan api sendiri karena petugas pemadam kebakaran dan polisi Israel memerlukan waktu beberapa saat sebelum mereka muncul,” ungkapnya.
Dikatakan Lazzarini, saat berusaha memadamkan api, diluar pagar terlihat kerumunan warga yang berteriak: "Bakar PBB".
“Ini adalah perkembangan yang keterlaluan. Sekali lagi, nyawa staf PBB berada dalam risiko serius,” tambahnya.
Karena serangan tersebut, Lazzarini akhirnya memutuskan untuk menutup markas besar mereka di Yerusalem Timur.
"Saya telah mengambil keputusan untuk menutup kompleks kami sampai keamanan pulih kembali," tegas Lazzarini.
Insiden terbaru ini menandai serangan kedua terhadap markas UNRWA di Yerusalem Timur dalam waktu kurang dari dua hari.
Kelompok sayap kanan melancarkan aksi protes di luar kantor UNRWA di lingkungan Sheikh Jarrah di Yerusalem Timur sejak Selasa malam (7/5). Mereka menuntut agar UNRWA ditutup.
UNRWA menghadapi tekanan Israel atas tuduhan yang tidak terbukti bahwa beberapa staf badan mereka terlibat serangan Hamas 7 Oktober tahun lalu.
AS dan beberapa negara sekutu Barat awalnya menangguhkan pendanaan untuk UNRWA pada bulan Januari, namun negara-negara lain seperti Uni Eropa, Kanada, dan Swedia kemudian menarik kembali dana tersebut dan berencana melanjutkan pendanaan.
UNRWA dibentuk oleh Majelis Umum PBB lebih dari 70 tahun yang lalu untuk membantu warga Palestina.
Badan ini memberikan dukungan penting kepada jutaan pengungsi Palestina di Jalur Gaza, Tepi Barat, Yordania, Lebanon, Suriah.
BERITA TERKAIT: