Pernyataan itu disampaikan langsung oleh Presiden AS, Joe Biden dalam sebuah wawancara dengan
CNN pada Rabu (8/5).
Biden mengancam akan menghentikan pengiriman pasokan senjata Israel, jika mereka benar-benar melanjutkan rencananya menginvasi Rafah.
Bersamaan dengan itu, Biden mengakui bahwa senjata-senjata yang dipasok AS pernah digunakan untuk menyerang Rafah selama perang melawan Hamas tujuh bulan terakhir.
"Saya tegaskan bahwa jika mereka masuk ke Rafah, saya tidak akan memasok senjata yang pernah digunakan dalam sejarah untuk menghadapi Rafah," tegas Biden.
Menurut Biden, sikap tegas itu diambil karena senjata AS di Israel telah mengakibatkan terbunuhnya ribuan warga sipil.
“Warga sipil telah terbunuh di Gaza sebagai akibat dari bom-bom tersebut dan cara-cara lain yang mereka lakukan untuk menyerang pusat-pusat pemukiman,” ungkap dia.
Seorang pejabat senior AS, yang berbicara tanpa menyebut nama, mengatakan bahwa Washington telah meninjau dengan cermat pengiriman senjata yang mungkin digunakan di Rafah.
Dikatakan bahwa senjata yang mungkin disetop terdiri dari 1.800 bom seberat 2.000 pon (907 kg) dan 1.700 bom seberat 500 pon. bom.
Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, awal pekan ini menyebut keputusan Washington untuk menunda pengiriman sangat mengecewakan meskipun ia tidak yakin AS akan berhenti memasok senjata ke Israel.
Israel pekan ini melancarkan serangan ke Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mengungsi. Tetapi Biden tidak menganggap serangan itu sebagai invasi skala penuh seperti yang dijanjikan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, karena tidak menyerang pusat populasi.
Amerika Serikat sejauh ini merupakan pemasok senjata terbesar ke Israel, dan mereka mempercepat pengirimannya setelah perang melawan Hamas dimulai 7 Oktober lalu.
Pada tahun 2016, pemerintah AS dan Israel menandatangani Nota Kesepahaman yang berisi kesepakatan untuk memberikan bantuan militer sebesar 38 miliar dolar AS selama 10 tahun, hibah sebesar 33 miliar dolar AS untuk membeli peralatan militer, dan 5 miliar dolar AS untuk sistem pertahanan rudal.
Bulan lalu, kongres AS menyetujui pendanaan tambahan sebesar 26 miliar dolar AS untuk Israel.
BERITA TERKAIT: