Dalam pidato pelantikannya di hadapan 2.500 tamu undangan, Putin mengatakan bahwa Rusia adalah bangsa yang besar dan bersatu. Dia berjanji akan membawa kemenangan bagi bangsa selama menjabat enam tahun ke depan.
"Bersama-sama kita akan mengatasi semua rintangan, mencapai semua yang telah kita rencanakan dan bersama-sama kita akan menang,” tegas Putin, seperti dikutip dari Al-Jazeera.
Putin berterima kasih kepada tentara yang mengambil bagian dalam perang dan menyebut mereka pahlawan yang berjuang untuk tanah air.
Presiden Rusia itu berkomitmen untuk memprioritaskan kepentingan dan keamanan rakyat. Putin tetap bersedia melakukan dialog dengan negara Barat namun syaratnya harus ada kesetaraan.
Upacara pelantikan Putin di Istana Grand Kremlin diboikot oleh Amerika Serikat, Inggris dan beberapa negara Uni Eropa di tengah perang Rusia di Ukraina.
Ukraina menolak mengakui Putin sebagai Presiden. Menurut Kyiv, upacara pelantikan tersebut bertujuan untuk membuat seorang diktator berkuasa seumur hidup.
Putin memenangkan pemilu bulan Maret dengan meraih 87,28 persen suara. Itu terjadi beberapa minggu setelah kematian pesaing terkuatnya, Alexei Navalny di penjara.
Istri mendiang Navalny, Yulia Navalnaya, pada hari Selasa (7/5) mendesak para pendukungnya untuk terus berjuang melawan Putin, yang dia gambarkan sebagai “pembohong, pencuri, dan pembunuh”.
BERITA TERKAIT: