Acara yang diselenggarakan oleh Radio Taiwan Internasional (RTI) bekerjasama dengan Foreign Workers Social and Care Association (FSC) ini menarik banyak perhatian massa karena menampilkan banyak hiburan dari artis Indonesia, artis Indonesia yang berbasis di Taiwan, fashion show, hingga banyak kesempatan berhadiah.
Chairwomen RTI, Cheryl Lai menjelaskan bahwa acara tersebut merupakan momen kumpul bersama yang setiap tahun digelar oleh RTI untuk para pendengar.
Karena digelar di suasana yang masih dekat dengan Idul Fitri, acara ini jadi semacam ajang kumpul bagi masyarakat Indonesia di Taiwan.
Lai berharap Kartini Taiwan Music Festival bisa memberi kenangan khusus yang mendalam bagi pengunjung utamanya bagi pekerja migran Indonesia (PMI).
Dia juga menyoroti peran PMI perempuan yang telah memberikan kontribusi besar pada Taiwan. Berdasarkan data, hampir 70 persen dari 280.000 PMI yang dikirim ke Taiwan adalah perempuan.
“Kontribusi dan pengorbanan Anda untuk masyarakat taiwan sangat besar, atas keberanian dan ketangguhan Anda kami beri tanda hormat,” ujarnya.
Istri Wakil Ketua Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei, Dwi Sugi Wahyuni menilai acara tersebut sebagai langkah bagus untuk mengenang perjuangan Kartini, salah satu tokoh yang telah membuka akses pendidikan dan pekerjaan bagi perempuan Indonesia.
“Kehadiran para wanita Indonesia khususnya di Taiwan ini baik yang belajar dan bekerja merupakan salah satu bentuk nyata dan hasil dari perjuangan Ibu Kartini,” kata Dwi.
Penyanyi asal Indonesia yang datang ke Taiwan khusus ke festival Kartini, Kiki Asiska mengaku terkesan dengan Taiwan terutama keramahan masyarakatnya, kelezatan makanannya, dan keotentikan bangunannya.
Sri Wedari, salah satu pekerja Indonesia di Taiwan asal Lampung mengaku senang dengan adanya acara ini.
“Karena sama teman-teman, asyik kumpul lihat acara,” kata Sri yang merupakan pendengar setia RTI.
Selain itu, Endah, pekerja Indonesia di Taiwan lainnya juga tak kalah antusias. Endah yang terbilang baru bekerja di Taiwan tak menyangka ketika merantau banyak menemukan kegiatan yang diprakarsai oleh teman-teman Indonesia.
Pekerja domestik dari Indramayu ini mengaku hal-hal seperti ini membuat dia makin kerasan di Taiwan. Karena selain aman, mendapat penghasilan yang lumayan, ternyata banyak juga hal yang membuat dirinya merasa dekat dengan Indonesia.
“Iya aku memang sering ke TMS karena Alhamdulillah kalau akhir pekan tuh libur. Di sini ya ketemu teman, makan makanan Indonesia, jadi biar ngobatin kangen ke kampung,” ujar dia.
Selain Kiki Asiska, banyak juga talenta muda Indonesia di Taiwan yang tampil seperti salah satu anggota Girl Band Taiwan “HUR+ Crimzon”, Grace Jonwilin, yang kini tengah melejit namanya; band Indonesia yang berbasis di Taiwan, Five Notes; UTERS Dancer, penari tarian tradisional Indonesia dari para mahasiswa Universitas Terbuka Indonesia di Taiwan (UT-Taiwan); Mila Boutique, modeling club yang beranggotakan para PMI di Taiwan di bawah asuhan PMI teladan Mila Widya Sari, dan masih banyak lagi.
Selain ada penampilan musik, sejumlah tokoh dijadwalkan hadir dalam kegiatan ini. Di antaranya, chairperson RTI Cheryl Lai; Sekjen Asosiasi Layanan Peduli Orang Asing FSC, Lily Widjaja; dan istri wakil Ketua KDEI Taipei, Dwi Sugi Wahyuni. Selain itu hadir pula Presiden RTI, Chang Jui-chang; Ketua FSC, Lin Jir Chou; dan Legislator, Mei Ling Lo
Acara ini juga disponsori oleh sejumlah perwakilan Indonesia di Taiwan seperti Kantor Dagang Ekonomi Indonesia di Taiwan; Pimpinan Cabang Internasional Nahdlatul Ulama di Taiwan; dan kelompok diaspora Indonesia, IDN Taiwan. Selain itu sejumlah perusahaan seperti Superindo, Goldstar, CLC, Mahkota Taiwan, GoBox, Inbatic, Tuku Online, dan Kampoengku juga turut serta. Ada juga Family Mart, ??+Pay, Mila Boutique, UVU, hingga Wang Duo Duo.
BERITA TERKAIT: