"Jenderal Muhoozi Kainerugaba telah ditunjuk sebagai panglima pasukan pertahanan," bunyi pengumuman Kementerian Pertahanan dan Urusan Veteran, seperti dimuat
Al-Jazeera pada Jumat (22/3).
Keputusan itu menimbulkan spekulasi bahwa Presiden Museveni tengah mempersiapkan Kainerugaba sebagai penerusanya.
Dalam postingan di X tahun 2023 yang sekarang sudah dihapus, Kainerugaba mengungkapkan niatnya untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilu 2026, meskipun dia akhirnya membantah tengah mengincar jabatan puncak.
Presiden Museveni pertama kali mengambil alih kekuasaan melalui kekerasan pada tahun 1986 dan sejak itu telah terpilih sebanyak enam kali.
Ia tidak mempunyai saingan di dalam partai Gerakan Perlawanan Nasional, sehingga banyak orang percaya bahwa militer mempunyai hak suara dalam memilih penggantinya.
Sementara putranya, Kainerugaba bergabung dengan tentara nasional Uganda pada akhir tahun 1990-an, namun kenaikan pangkatnya yang begitu cepat membuatnya dijuluki “Proyek Muhoozi”.
Museveni dan Kainerugaba sama-sama membantah adanya skema untuk mengangkatnya menjadi presiden, namun penunjukan Kainerugaba menjadi panglima militer, disertai dengan perombakan menteri, menunjukkan bahwa transisi mungkin sedang berlangsung.
Bagi banyak warga Uganda, posisi Kainerugaba sebagai ahli waris sudah lama terlihat jelas, namun pemerintah di masa lalu telah mengambil tindakan keras terhadap siapa pun yang membahas masalah ini.
Kainerugaba sebelumnya menjabat sebagai komandan pasukan darat tetapi dicopot dari jabatannya setelah mengancam akan menyerang negara tetangganya, Kenya, yang kemudian dia katakan sebagai lelucon.
Museveni meminta maaf kepada Kenya atas perilaku putranya, dia tetap membela Kainerugaba dan mengakuinya sebagai “jenderal yang sangat baik” dan mengangkatnya menjadi panglima hanya beberapa hari setelah pertikaian tersebut meletus.
BERITA TERKAIT: