Menurut lembaga penyiaran publik Israel
KAN, tentara menyerbu RS Al-Shifa setelah badan intelijen melaporkan bahwa fasilitas kesehatan itu telah digunakan sebagai tempat persembunyian Hamas.
"Tentara menyusup masuk ke RS Al-Shifa. Mereka mendapat serangan dari kompleks medis dan melakukan serangan balasan yang melukai dua orang," ungkap laporan tersebut.
Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee membenarkan laporan
KAN dan mengatakan bahwa pasukan yang dikirim adalah anggota militer dan badan keamanan Shin Bet.
"Mereka menggagalkan kegiatan teroris dan menangkap pihak yang bersekongkol," kata Adraee.
RS Al-Shifa menampung ribuan pasien yang sakit dan terluka, serta orang-orang yang kehilangan tempat tinggal.
Penduduk setempat yang merupakan saksi mata mengatakan beberapa warga Palestina tewas dan lainnya terluka ketika tank dan kendaraan militer Israel tiba-tiba bergerak maju ke lingkungan RS.
Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Gaza sejak serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023 yang menewaskan hampir 1.200 orang.
Lebih dari 31.600 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di wilayah kantong tersebut, dan hampir 73.700 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan bahan-bahan kebutuhan pokok.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih dan obat-obatan.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
BERITA TERKAIT: