Keputusan ini diambil sebagai respons atas insiden penembakan yang dilakukan tentara Israel terhadap ratusan warga Palestina yang sedang mengantre bantuan.
Mengutip
The Week, Sabtu (2/3), Presiden AS, Joe Biden menegaskan bahwa kiriman bantuan tersebut akan segera dimulai.
“Kami juga akan mencari cara lain (seperti udara dan laut) untuk menyalurkan bantuan kepada lebih dari lima ratus ribu orang di Jalur Gaza,” kata Biden.
Upaya serupa juga telah dilakukan oleh negara-negara lain seperti Yordania dan Prancis yang juga telah mengirimkan bantuan melalui udara ke wilayah tersebut.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan yang dikelola oleh Hamas di Gaza, setidaknya 115 warga Palestina tewas dan lebih dari 750 lainnya terluka saat berusaha mengumpulkan bantuan dari truk pada Kamis (29/2).
Hamas menuduh tentara Israel sebagai penembak yang menyebabkan korban jiwa, namun klaim tersebut dibantah Israel, dengan menyalahkan kerumunan yang berdesakan sebagai penyebab dari tewasnya ratusan orang itu.
Menanggapi insiden berdarah itu, Presiden Biden menyatakan keprihatinan mendalam atas tragedi tersebut dan menekankan komitmen AS untuk melakukan lebih banyak lagi untuk kawasan tersebut.
“Kita perlu berbuat lebih banyak dan Amerika Serikat akan berbuat lebih banyak. Kami tidak akan berdiam diri sampai kami mendapatkan lebih banyak bantuan di sana. Kami harus mengirimkan ratusan truk, bukan hanya beberapa,” ujarnya.
Jurubicara Gedung Putih, John Kirby, saat ini telah mengkonfirmasi bahwa serangan udara akan menjadi upaya berkelanjutan, dengan serangan udara pertama kemungkinan besar melibatkan distribusi MRE militer (makanan siap saji).
Sementara itu AS memperkirakan adanya gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas pada bulan Ramadhan.
BERITA TERKAIT: