Mengutip laporan TVBS pada Kamis (29/2), data yang berhasil diretas hacker berasal dari Chunghwa Telecom dan unit keamanan nasional utama Taiwan, termasuk data dari militer dan Kementerian Luar Negeri.
TVBS juga melampirkan pesan ancaman hacker yang akan menjual data sensitif tersebut, tetapi tidak menyebutkan berapa banyak uang yang diminta pelaku.
"Hacker akan menjual 1,7 terabyte dokumen internal dari operator telekomunikasi terbesar Taiwan, dan data tersebut berisi kontrak yang ditandatangani perusahaan tersebut dengan entitas termasuk pemerintah," ungkap laporan tersebut.
Chunghwa Telecom mengatakan bahwa pihaknya mulai menyelidiki dugaan kebocoran data dan melaporkan kasus tersebut kepada pemerintah.
Mereka menambahkan, bahwa insiden tersebut tidak berdampak besar pada operasi Chunghwa Telecom dan pihaknya akan terus memperkuat kontrol keamanan siber.
Karena berita peretasan, saham Chunghwa Telecom turun 0,4 persen pada Kamis (29/2).
BERITA TERKAIT: