Kabar duka itu diungkap oleh pejabat intelijen Israel dalam sebuah laporan yang dirilis
New York Times pada Rabu (7/2).
Sumber memperkirakan jumlah sandera tewas akan terus bertambah di tengah intensi perang yang terus meningkat di Jalur Gaza.
"Sekitar 32 dari 136 sandera yang ditawan Hamas sudah tewas terbunuh," tulis laporan tersebut.
Berbeda dengan informasi intelijen, pasukan Israel (IDF) hanya mengkonfirmasi 29 kematian, namun kemungkinan jumlah korban yang tewas telah bertambah hingga 20 orang.
Menanggapi laporan tersebut, Jurubicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan bahwa pihaknya akan mengupayakan segala cara untuk memulangkan para sandera dan jenazah mereka ke Israel.
"Keluarga para korban semuanya telah diberitahu tentang kematian mereka. IDF akan berusaha mengembalikan mereka ke rumah, bagaimanapun caranya," tegas Hagari.
Sejak serangan mendadak 7 Oktober lalu, Hamas diperkirakan telah menyandera 253 warga Israel.
Sebanyak 105 orang telah dibebaskan dalam gencatan senjata sepekan di bulan November 2023. Saat ini diyakini tersisa 132 orang yang masih dalam penahanan Hamas.
Mayat delapan sandera juga telah ditemukan dan tiga lainnya dibunuh secara tidak sengaja oleh militer.
Hamas juga menahan dua warga sipil Israel, Avera Mengistu dan Hisham al-Sayed, yang keduanya diperkirakan masih hidup setelah memasuki Jalur Gaza atas kemauan mereka sendiri pada tahun 2014 dan 2015, serta jenazah Shaul dan Goldin.
BERITA TERKAIT: