Pernyataan itu dikeluarkan Biden pada Sabtu (13/1), setelah Taiwan selesai melaksanakan Pemilu dengan kemenangan diraih oleh partai yang berkuasa, Partai Progresif Demokratik (DPP), untuk masa jabatan presiden ketiga.
“Kami tidak mendukung kemerdekaan,” kata Biden ketika ditanya reaksinya terhadap pemilu Taiwan, dikutip
Times Live, Minggu (14/1).
Presiden Biden menyampaikan posisi negaranya, usai Lai Ching-te terpilih menjadi presiden baru Taiwan dengan perolehan 40,2 persen suara.
Beberapa jam sebelum pemungutan suara dibuka, Washington juga sempat memperingatkan negara-negara lain, terutama China, untuk tidak ikut campur dalam proses pemilu.
Meski AS telah lama dikenal tidak mendukung deklarasi kemerdekaan formal oleh Taiwan, namun negara itu tetap menjalin hubungan tidak resmi dan mendukung pulau tersebut sebagai mitra strategis dan pemasok senjata utama.
Taiwan sendiri hingga kini masih berada di bawah bayang-bayang China yang terus mengklaim bahwa Taiwan sebagai wilayahnya.
Meskipun Biden menegaskan tidak mengakui kemerdekaan Taiwan, namun Menteri Luar Negeri Antony Blinken telah memberikan selamat kepada Lai Ching-te atas kemenangannya dalam pemilihan tersebut.
Blinken menegaskan bahwa AS berkomitmen untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan secara damai, bebas dari paksaan dan tekanan.
Komentar Biden sendiri disebut sebagai upaya negaranya untuk meyakinkan Beijing, yang menjunjung prinsip Satu China.
Biden sebelumnya telah membuat marah pemerintah Beijing dengan komentar yang menunjukkan bahwa AS akan mempertahankan pulau itu jika diserang, sebuah penyimpangan dari posisi ambiguitas strategis yang disebut telah lama dipegang AS.
BERITA TERKAIT: