Begitu pula dengan United Nations High Commisioner For Refugees (UNHCR) yang juga melaporkan keluhan yang sama tentang kurangnya dukungan finansial terhadap organisasi tersebut.
Ketua UNHCR, Filippo Grandi pada Rabu (13/12) mendorong agar para donor memperkuat dukungan mereka karena bencana kemanusiaan dan lonjakan pengungsi terus meningkat setiap harinya.
Dia mengungkap bahwa UNHCR membutuhkan dana bantuan sebesar 400 juta dolar AS atau Rp 6,2 triliun segera untuk menutupi kekurangan dana akhir tahun ini.
"UNHCR sendiri kekurangan 400 juta dolar AS untuk mengakhiri tahun ini dengan sumber daya minimum yang dibutuhkan," kata Grandi, seperti dimuat
Arab News.
Menurut penuturan Grandi, kekurangan dana belum pernah UNHCR alami selama bertahun-tahun. Namun melihat prospek 2024 yang cukup suram dengan konflik militer, krisis iklim hingga lonjakan pengungsi, Grandi memperkirakan jumlahnya dana yang dibutuhkan pasti akan terus meningkat.
Lebih lanjut, Grandi menyebut jumlah pengungsi di seluruh dunia melampaui 114 juta pada akhir September, yang merupakan angka tertinggi sepanjang masa.
Dia menunjuk pada jutaan orang yang mengungsi akibat konflik di Ukraina dan Sudan, penderitaan pengungsi Rohingya dari Myanmar, dan jutaan orang yang melarikan diri karena konflik dan ketidakamanan di Suriah, Afghanistan, Republik Demokratik Kongo dan seluruh Sahel.
BERITA TERKAIT: