Mengutip laporan Kerajaan Maroko pada Rabu (6/12), MoU tersebut mencakup beberapa bidang, termasuk kemitraan investasi dalam proyek kereta kecepatan tinggi di Maroko dan investasi di sektor perairan, sektor energi, pertanian, dan sektor bandara.
Kesepakatan terbesar dalam sejarah kedua negara ditandatangani selama pertemuan Raja Maroko Mohammed VI bertemu ke Abu Dhabi dengan Presiden UEA Sheikh Mohamed bin Zayed Al-Nahyan di Abu Dhabi pada Senin (4/12).
Dalam kesempatan itu, para pemimpin berkomitmen untuk memperluas hubungan melalui kemitraan ekonomi aktif yang melayani kepentingan bersama, dan menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan bagi kedua bangsa.
"Kedua Kepala Negara menekankan ambisi kedua negara bersaudara untuk membangun kemitraan ekonomi strategis bersama yang merintis di pasar regional dan internasional, khususnya di Afrika," ungkap laporan tersebut.
Kedua pihak juga sepakat untuk mendasarkan kerjasama pada prinsip-prinsip berikut.
Pertama, memberikan dorongan yang kuat dan diperbarui terhadap kemitraan, pembangunan ekonomi dan investasi antara kedua negara, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan komitmen internasional mereka;
Kedua, memperhatikan kepentingan tertinggi dan kepentingan bersama kedua belah pihak, dengan tetap menjunjung tinggi rasa saling percaya dengan tujuan mencapai kerja sama yang konkret demi mengembangkan kepentingan bersama berdasarkan prinsip
win-win.
Ketiga, mengaktifkan model kerja sama yang pragmatis dan inovatif sejalan dengan saling pengertian untuk mendukung dan melaksanakan proyek-proyek kualitatif, dengan memobilisasi dukungan keuangan melalui pembiayaan pemerintah-swasta dan kemitraan serta modal investasi.
Dalam laporan disebut bahwa Raja Maroko melakukan kunjungan kerja dan persaudaraan ke UEA pada 4 dan 5 Desember 2023 Atas undangan Presiden UEA.
BERITA TERKAIT: