Bentrokan terjadi di negara bagian Shan, Myanmar utara. Selama lebih dari dua pekan, aliansi bersenjata dari tiga kelompok etnis minoritas melancarkan serangan terhadap junta.
Tentara Arakan (AA), Tentara Aliansi Demokratik Nasional Myanmar (MNDAA), dan Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA) telah merebut kota-kota dan jalur perdagangan penting ke China dalam pertempuran tersebut.
Menurut jurubicara junta, Zaw Min Tun, pejuang aliansi menggunakan patusan drone untuk menjatuhkan bom di posisi junta di Tamoenye di negara bagian Shan, seperti dikutip
AFP, Minggu (19/11).
Mereka juga menyerang posisi militer di dekat kota Laukkai, sekitar 70 km ke arah timur, yang menurut MNDAA telah dikepung dan ingin direbut.
Ratusan orang mencari perlindungan di kota Lashio di Shan ketika pertempuran berkecamuk.
Pada awal pekan ini, puluhan orang mengantre untuk mendapatkan makanan di sebuah biara Buddha di kota tersebut.
BERITA TERKAIT: