Hal itu disampaikan oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (11/11). Pernyataan ini sebagai jawaban atas seruan Macron sehari sebelumnya.
“Tanggung jawab atas segala kerugian terhadap warga sipil terletak pada Hamas, dan bukan pada Israel,” kata Netanyahu, seperti dikutip
Anadolu Agency.
Netanyahu kemudian menyoroti bahwa Hamas telah menyandera lebih dari 200 warga Israel dan menuduh menganiaya mereka. Namun Netanyahu tidak memberikan bukti atas tuduhannya. Di sisi lain, tahanan Israel yang dibebaskan Yocheved Lifshitz mengatakan bahwa Hamas memperlakukan para tahanan dengan baik.
Sehari sebelumnya, Jumat (10/11), Macron mendesak Israel untuk berhenti membunuh bayi dan perempuan di Gaza.
"Penting bagi keamanan Israel untuk mengakui bahwa semua nyawa penting. Saat ini, warga sipil dibom secara de facto. Bayi-bayi ini, para perempuan, lansia ini dibom dan dibunuh. Jadi tidak ada alasan untuk itu dan tidak ada legitimasi. Jadi kami mendesak Israel untuk menghentikannya,” tegas Macron.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza, termasuk rumah sakit, tempat tinggal, dan rumah ibadah, sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober.
Setidaknya 11.078 warga Palestina tewas, termasuk 4.506 anak-anak dan 3.027 perempuan. Sementara itu, korban tewas di Israel mencapai sekitar 1.200 orang.
BERITA TERKAIT: