Jurubicara pemberontak Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA) Kolonel Naw Bu mengatakan serangan junta terjadi di Kota Laiza, pukul 12.45 waktu setempat.
"Militer Myanmar melancarkan serangan udara hari kedua, membom wilayah yang dikuasai kelompok bersenjata di perbatasan dekat China," ungkapnya, seperti dimuat
Global Light of New Myanmar.
Naw Bu mengatakan belum ada rincian mengenai korban jiwa. Tetapi menambahkan bahwa serangan terjadi sehari setelah junta menjatuhkan tiga bom di Laiza, hingga menewaskan satu orang dan melukai dua belas lainnya.
"Pada Selasa (31/10), personel KIA tewas oleh serangan udara junta saat berusaha merebut jalanan utama di negara bagian Kachin," kata Naw Bu.
Daerah perbatasan Myanmar adalah rumah bagi belasan kelompok pemberontakan bersenjata.
Beberapa di antaranya telah berperang melawan militer selama beberapa dekade demi otonomi dan kendali atas sumber daya yang menguntungkan.
China memelihara hubungan dengan beberapa pemberontak di sepanjang perbatasannya dengan Myanmar.
Wilayah itu merupakan rumah bagi komunitas etnis Tionghoa yang menggunakan kartu SIM dan mata uang China.
Negara bagian Myanmar di perbatasan dekat China, Shan, adalah rumah bagi jaringan pipa minyak dan gas dan merupakan bagian dari proyek Belt and Road Initiative (BRI).
Karena kedekatan tersebut China diduga telah memasok senjata kepada kelompok bersenjata di Myanmar. Kendati demikian, tuduhan itu terus dibantah Beijing.
BERITA TERKAIT: