Menurut pengamat hubungan internasional Universitas Padjdjaran, Teuku Rezasyah, Israel tidak akan takut jika negaranya akan terseret kasus kejahatan perang di ICC.
Sebab, kata Reza, Israel memiliki ambisi besar untuk segera memenangkan perang, dan ancaman ICC akan menjadi urusan belakangan.
"Israel saya pikir nggak akan menjadikan ancaman ICC sebagai ketakutan. Karena dia tau yang penting adalah memenangkan perang secepat mungkin," ungkapnya kepada
Kantor Berita Politik RMOL pada Rabu (18/10).
Selain itu, menurut Reza, Israel juga percaya diri bahwa kecaman ICC nantinya mampu dilemahkan oleh kekuasaan yang dimiliki koalisi global, yakni Amerika Serikat dan Uni Eropa.
"Kalau pun nanti ada kecaman, Israel akan menangkalnya dengan koalisi global AS dan Uni Eropa," kata Reza.
Reza juga menilai bahwa Israel telah mengetahui bahwa anggota ICC tidak akan mampu mencapai satu suara dalam mengecam tindakan mereka.
"Dia (Israel) tahu kalau dunia itu tidak kompak. Dunia ini juga tidak memiliki pemimpin karismatik yang bisa menyatukan posisi negara-negara di dunia termasuk OKI dan GNB (Gerakan Non Blok)," jelasnya.
Bahkan, Israel akan menertawakan ICC, karena negara itu menganggap aksi balasannya perlu dilakukan untuk mengatasi teroris, tambah Reza.
Kendati demikian, Reza berharap, ICC mampu mencapai kesepakatan mayoritas dan mengutuk Israel sebagai pelaku kejahatan perang dan pembasmi salah satu peradaban tua dunia.
"Dunia harus tau bahwa Palestina memiliki peradaban yang telah ada sebelum Israel datang," tegasnya.
Sejauh ini rencana untuk menyeret Israel ke ICC baru disuarakan dengan lantang oleh Menteri Sosial Spanyol, Ione Belarra.
Belarra akan menuntut Israel atas kejahatan perang yang dilakukan terhadap warga Palestina. Dia juga menuduh Tel Aviv sengaja menggunakan serangan Hamas untuk membenarkan tindakan pembataiannya di Gaza.
BERITA TERKAIT: