Keterangan tersebut disampaikan Duta Besar Israel untuk Rusia Alexander Ben Zvi pada Minggu (8/10), sehari setelah Hamas melancarkan Operasi Badai Al Aqsa.
Kepada kantor berita
TASS, Ben Zvi menjelaskan bahwa para militan telah menyandera sejumlah besar orang selama serangan dari Gaza ke Israel selatan.
“Jumlah sandera banyak. Tapi kami belum punya data pastinya. Banyak orang menyebutkan jumlahnya ratusan. Semua orang sedang memantau situasinya sekarang,” kata diplomat itu.
"Sejumlah warga negara Rusia mungkin telah ditawan," ujarnya, sambil menambahkan bahwa belum ada data konkrit mengenai masalah ini.
Ben Zvi mengatakan, setidaknya 350 warga Israel tewas dalam serangan itu, sementara sekitar 2.000 lainnya terluka. Angka tersebut diperkirakan akan terus bertambah.
Penghitungan tidak resmi yang diberikan oleh ZAKA, sebuah kelompok sukarelawan yang menangani sisa-sisa manusia setelah serangan teroris di Israel, jauh lebih besar, dengan lebih dari 600 warga Israel dipastikan tewas dalam eskalasi yang sedang berlangsung.
Ketika ditanya tentang kemungkinan operasi darat Israel melawan Hamas dan potensi serangan ke Gaza, Ben Zvi mengungkapkan belum ada keputusan akhir yang dibuat dan konsultasi dengan pemerintah masih berlangsung.
“Keputusan akan diambil dalam hitungan hari. Tapi kita sedang berperang, Perdana Menteri (Benjamin Netanyahu) menyatakan hal ini dengan sangat jelas kemarin. Namun keputusan mengenai operasi semacam itu tidak diambil secara instan,” kata Ben Zvi.
Juru Bicara Militer Israel, Letkol Jonathan Conricus, mengatakan, anak-anak, perempuan, orang tua dan orang cacat termasuk di antara mereka yang disandera.
“Ini adalah angka-angka yang sampai saat ini tidak terbayangkan,” katanya, dikutip dari BBC. “Ini akan menentukan masa depan perang ini.”
Ada banyak video yang beredar online yang dimaksudkan untuk menunjukkan Israel berada di tangan pejuang Hamas.
Sebuah video, yang telah diverifikasi oleh BBC, menunjukkan sebuah truk yang dikendarai melewati kerumunan orang di Jalur Gaza, konon membawa sandera Israel. Video lain yang berlokasi geografis di Jalur Gaza, menunjukkan seorang wanita bertelanjang kaki diseret dari belakang truk dengan tangan berlumuran darah terikat di belakang punggungnya
Eskalasi terbaru antara Israel dan Hamas dimulai pada Sabtu pagi, ketika kelompok militan tersebut melancarkan serangan mendadak di selatan negara itu.
Para militan menerobos perbatasan di beberapa lokasi, menguasai instalasi militer Israel dan menguasai beberapa permukiman.
Dalam rekaman yang dibagikan secara online, para militan terlihat membunuh dan menahan personel militer Israel dan warga sipil.
Israel membalas dengan beberapa serangan udara di wilayah Palestina sambil mengerahkan kembali pasukan tambahan di selatan negara itu.
Militer Israel mengklaim telah membunuh lebih dari 400 pejuang Hamas dalam 30 jam terakhir. Serangan balasan tersebut menyebabkan lebih dari 300 warga sipil tewas dan sekitar 2.200 lainnya terluka di Gaza, menurut otoritas kesehatan setempat.
Israel juga mengumumkan pemanggilan pasukan cadangan untuk memperkuat barisan militer, dan secara resmi memasuki keadaan perang pada hari Minggu, ketika pemerintah menerapkan Pasal 40 Undang-Undang Dasar negara tersebut.
BERITA TERKAIT: