“Wilayah udara Niger terbuka untuk semua penerbangan komersial nasional dan internasional kecuali pesawat Prancis atau pesawat yang disewa oleh Prancis termasuk maskapai penerbangan Air France,” bunyi pernyataan dari organisasi keselamatan udara regional, ASECNA.
Berdasarkan laporan yang dimuat
Mehr News pada Senin (25/9), pernyataan tersebut juga menegaskan bahwa ruang udara Niger akan tetap ditutup untuk semua penerbangan militer, operasional, dan penerbangan khusus lain di negaranya, kecuali jika penerbangan itu mendapatkan izin sebelumnya.
Keputusan ini berasal dari peristiwa pada Agustus lalu, ketika Niger mengumumkan penutupan sementara wilayah udaranya sebagai respons terhadap ancaman intervensi militer dari negara-negara tetangga.
Ancaman tersebut muncul setelah Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk memulihkan Presiden Niger Mohamed Bazoum, yang digulingkan dalam sebuah kudeta militer pada 26 Juli lalu.
Sementara itu, saat ini seluruh militer dan diplomat Prancis dikabarkan akan segera angkat kaki dari Niger, setelah hubungan kedua negara itu terputus, yang membuat sekitar 1.500 tentara Prancis akan meninggalkan negara Afrika Barat itu.
BERITA TERKAIT: