Peringatan tersebut muncul setelah seorang aktivis Sikh, Hardeep Singh Nijjar, ditembak mati di Kanada pada Juni lalu, memicu ketegangan dan meluasnya aktivitas anti-India di negara itu.
“Mengingat meningkatnya aktivitas anti-India dan kebencian serta kekerasan kriminal yang dibolehkan secara politik di Kanada, kepada semua warga negara India di sana dan mereka yang berencana melakukan perjalanan didesak untuk sangat berhati-hati,” kata Kementerian Luar Negeri India dalam sebuah pernyataan pada Rabu (20/9).
Pernyataan tersebut juga menyoroti ancaman yang ditujukan secara khusus kepada diplomat India dan komunitas India yang menentang agenda anti-India.
"Pemerintah India sangat prihatin tentang meningkatnya aktivitas tersebut, dan kejahatan kebencian serta kekerasan kriminal yang mendapatkan dukungan politik di Kanada," tambah pernyataan itu.
Seperti dimuat
Fox News, Kamis (21/9), akibat kasus tersebut, hubungan antara India dan Kanada berada dalam ketegangan tinggi terutama setelah Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan pada Senin bahwa badan intelijennya sedang menyelidiki tuduhan keterkaitan antara pemerintahan Perdana Menteri India Narendra Modi dengan pembunuhan aktivis tersebut.
“Keterlibatan pemerintah asing dalam pembunuhan warga negara Kanada di tanah Kanada merupakan pelanggaran kedaulatan kami yang tidak dapat diterima,” kata Trudeau, sambil meminta kerja sama pemerintah India dalam penyelidikan kematian Nijjar.
Tuduhan itu secara tegas ditolak oleh pihak India. Hardeep Singh Nijjar sendiri merupakan seorang aktivis pendukung gerakan Khalistan, yang tewas tertembak di luar pusat kebudayaan Sikh di Surrey, British Columbia, pada 18 Juni lalu.
Gerakan pendukung Khalistan adalah gerakan yang dilarang di India karena dianggap sebagai ancaman terhadap keamanan nasional, namun kelompok itu masih mendapatkan dukungan dari sebagian komunitas Sikh di luar India, terutama di Kanada dan Inggris.
BERITA TERKAIT: