Perdana Menteri Justin Trudeau mengungkapkan informasi intelijen tersebut kepada House of Commons pada Senin (18/9). Ia juga mengatakan telah menyampaikan hal itu kepada Perdana Menteri India Narendra Modi saat mereka bertemu di KTT G20 di New Delhi awal bulan ini.
Informasi intelijen terbaru ini bertentangan dengan pernyataan polisi di British Columbia yang mengatakan mereka tidak memiliki bukti bahwa pembunuhan itu terkait dengan campur tangan asing.
Pengumuman tersebut menandai memburuknya hubungan bilateral secara signifikan pada saat India sudah tidak senang karena pihak berwenang Kanada tidak menindak pengunjuk rasa Sikh yang menginginkan tanah air mereka merdeka.
Trudeau mengatakan keterlibatan pemerintah asing dalam pembunuhan warga negara Kanada adalah “pelanggaran kedaulatan kami yang tidak dapat diterima”.
“Badan keamanan Kanada secara aktif mengejar tuduhan yang kredibel mengenai kemungkinan adanya hubungan antara agen pemerintah India dan kematian Nijjar," kata Trudeau, seperti dikutip dari
Reuters.Hardeep Singh Nijjar, 45 tahun, ditembak mati di luar kuil Sikh di Surrey, British Columbia, setelah salat magrib, pada 18 Juni. Nijjar mendukung tanah air Sikh dalam bentuk negara bagian Khalistani yang merdeka dan ditetapkan oleh India sebagai "teroris" pada Juli 2020.
Gerakan Khalistan menjadi terkenal pada tahun 1980-an.
Kematian Nijjar menimbulkan kejutan di Metro Vancouver dan komunitas Sikh di Kanada. Ribuan orang menghadiri pemakamannya pada akhir minggu itu.
Ketika Trudeau mengungkapkan bahwa ada campur tangan India, anggota komunitas Sikh bersumpah untuk memprotes kantor konsulat India di seluruh negeri.
Atas laporan intelijen itu pula, Kanada melalui Menteri Luar Negeri Melanie Joly telah mengusir seorang diplomat penting India.
BERITA TERKAIT: