Dalam pernyataan yang dirilis akhir pekan lalu, Sabtu (16/9), pemerintah Maroko membantah komentar Menteri Luar Negeri Prancis Catherine Calonna dalam suatu wawancara yang menyebut Macron akan mengunjungi Maroko atas undangan Raja Mohammed VI.
Sebaliknya, Rabat mengaku heran dengan komentar tersebut.
"(Colonna) telah mengambil inisiatif sepihak dan membiarkan dirinya membuat pengumuman yang tidak terkoordinasi mengenai peristiwa bilateral yang penting," kata pemerintah Maroko.
Hubungan antara Rabat dan Paris telah mencapai titik terendah baru dalam beberapa bulan terakhir meskipun ada kunjungan Colonna ke ibu kota Maroko pada bulan Desember. Kunjungan tersebut bertujuan untuk mengatasi perselisihan antar negara.
Ketegangan meletus dua tahun lalu ketika Prancis memutuskan untuk mengurangi jumlah visa yang diberikan kepada warga Maroko dan sikap Paris terhadap isu Sahara yang kontroversial dan keberpihakannya pada Aljazair.
Hubungan menjadi semakin tegang setelah Perancis mengkritik kebebasan pers di Maroko.
BERITA TERKAIT: