Begitu yang disampaikan Duta Besar Korea Utara untuk Indonesia, An Kwang Il, saat membuka acara E-Seminar Internasional yang digelar Asia Pacific Regional Committee for Peaceful Reunification of Korea (APRCPRK), melalui Zoom pada Sabtu (9/9).
Kendati demikian, menurut Dubes Kwang Il, saat ini kondisi semenanjung belum sepenuhnya lepas dari ketegangan militer. Bahkan semakin memburuk sejak Amerika Serikat ikut campur di dalamnya.
Dubes Kwang Il mengatakan, AS dan Korea Selatan memang kerap melakukan latihan militer bersama. Tetapi sejak awal tahun ini, kegiatan keduanya semakin mengkhawatirkan karena banyaknya aset nuklir yang ditempatkan Washington di Semenanjung Korea.
"AS bertanggung jawab dan merupakan penyebab utama dari memburuknya situasi di Semenanjung Korea," tegasnya.
Menurut Kwang Il, hal itu merupakan alasan mengapa Korea Utara juga gencar melakukan serangkaian latihan dan penguatan infrastruktur militer sebagai upaya pembelaan diri.
Tetapi, upaya mereka kerap disalahartikan oleh banyak pihak sebagai ancaman terhadap perdamaian dan keamanan internasional.
"Wajar saja jika kita membangun kemampuan pertahanan diri untuk mengatasi penumpukan militer dan latihan perang nuklir AS," jelasnya.
Dubes Kwang Il pun mengajak seluruh peserta seminar untuk ikut membantu upaya Korea Utara menjaga perdamaian dan stabilitas di wilayah Semenanjung.
"DPRK mengajak Anda bersama-sama menghancurkan manuver perang imperialis AS untuk mewujudkan perdamaian dan stabilitas di kawasan Semenanjung Korea dan seluruh dunia," tutur Dubes Kwang Il.
E-Seminar Internasional APRCPRK dihadiri oleh perwakilan organisasi persahabatan Korea Utara di berbagai negara.
Acara itu juga digelar untuk memperingati 75 tahun berdirinya Democratic People's Republic of Korea (DPRK).
BERITA TERKAIT: