Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Soroti Ketahanan Pangan Dunia, PBB Berupaya Lanjutkan Perjanjian Laut Hitam

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/alifia-dwi-ramandhita-1'>ALIFIA DWI RAMANDHITA</a>
LAPORAN: ALIFIA DWI RAMANDHITA
  • Kamis, 07 September 2023, 16:59 WIB
Soroti Ketahanan Pangan Dunia, PBB Berupaya Lanjutkan Perjanjian Laut Hitam
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres saat berbicara dalam KTT ASEAN-PBB, di JCC Senayan, pada Kamis, 7 September 2023/RMOL
rmol news logo Masalah kekurangan pangan dunia bukan terletak pada kehadiran pangan itu sendiri, melainkan sulitnya akses terhadap sumber daya untuk mendapatkannya.

Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres saat melakukan konferensi pers di Media Center, JCC Senayan pada Kamis (7/9).

“Kita tidak kekurangan pangan di dunia. Apa yang kita alami pada banyak populasi di dunia adalah kurangnya sumber daya untuk mengakses pangan,” tegas Guterres.

Dalam kesempatan tersebut, Sekjen PBB itu mendesak kepada seluruh negara untuk mendorong lebih banyak kesetaraan di dunia serta mendukung negara-negara berkembang dan populasi rentan untuk memiliki akses terhadap sumber daya yang diperlukan, untuk memiliki akses terhadap pangan.

Secara khusus, Guterres menyerukan kepada negara-negara pengekspor pangan terbesar di dunia untuk dapat menjawab semua kebutuhan tersebut dan mampu memproduksi pangannya dengan meningkatkan produktivitas dan kualitas yang lebih baik.

"Kita perlu melakukan segala yang mungkin dilakukan untuk mengatasi beberapa kendala yang sekarang ada di tingkat arsitektur perdagangan internasional, dan salah satu tujuan utama kita adalah, seperti yang Anda ketahui, pembentukan kembali Inisiatif Laut Hitam," ujarnya.

Inisiatif Laut Hitam sendiri merujuk pada perjanjian pengiriman biji-bijian seperti gandum dari pelabuhan Laut Hitam di Ukraina.

Belakangan perjanjian yang disepakati antara Ukraina dan Rusia, dengan dimediasi PBB beserta Turkiye itu telah mengalami hambatan karena Moskow secara sepihak memutuskan untuk mundur dari kesepakatan tersebut.

Menurut PBB, kesulitan pengaksesan gandum itu dapat berdampak buruk bagi pertahanan pangan dunia dan harga pangan, pasalnya, Ukraina sendiri merupakan salah satu eksportir gandum terbesar di dunia.

Saat ini, menurut Guterres, pihaknya akan kembali berupaya untuk melanjutkan kesepakatan itu kembali dengan Rusia, untuk mengamankan pasokan pangan dunia. rmol news logo article
EDITOR: RENI ERINA

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA