Selama pertemuan puncak pada Selasa (5/6), para pemimpin ASEAN mendesak junta Myanmar untuk mengurangi kekerasan dan menghentikan serangan yang menargetkan warga sipil.
Indonesia sebagai Ketua ASEAN juga menyebut tidak ada kemajuan signifikan dalam lima poin konsensus yang telah disepakati para pemimpin untuk menyelesaikan krisis Myanmar.
Menanggapi pernyataan ASEAN, junta menyebutnya sebagai tindakan sepihak dan tidak objektif, seperti dikutip
The Straits Times.
Dalam pernyataan yang diterbitkan di
Global New Light of Myanmar pada Rabu (6/9), junta meminta ASEAN untuk mematuhi ketentuan dan prinsip Piagaam ASEAN, terutama prinsip non-intervensi negara-negara anggota.
Myanmar berada dalam kekacauan sejak kudeta militer tahun 2021 yang memicu protes massal dan tindakan keras militer berdarah.
Situasi Myanmar membuatnya tidak bisa menjadi Ketua ASEAN pada tahun 2026. Alih-alih, Filipina akan mengambil alih posisi tersebut.
BERITA TERKAIT: