Menurut keterangan dari sumber militer kepada
AFP pada Senin (4/9), lebih dari dua bom telah meledak di kawasan yang terkenal berbatasan dengan Thailand itu.
"Kemarin sore, tiga bom jatuh di sebuah kompleks yang berisi kantor polisi distrik dan kantor administrasi umum, menyebabkan lima pejabat tewas dan 11 anggota polisi luka-luka," kata sumber militer yang berbicara secara anonim.
Seperti dikutip dari
Malay Mail, lima dari belasan aparat keamanan itu diketahui mengalami kondisi kritis sampai saat ini.
Belum diketahui siapa yang bertanggungjawab atas insiden tersebut. Namun, junta militer Myanmar menyalahkan Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF), yang merupakan kelompok anti-kudeta, serta Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA), kelompok pemberontak etnis yang telah melawan militer selama beberapa dekade lalu.
Menurut junta, kelompok tersebut menggunakan drone komersial untuk melakukan pengawasan dan juga sebagai alat penjatuhan bom.
Sejak kudeta terjadi di negara itu pada 2021, Myanmar terus berada di dalam kekacauannya, dengan tindakan keras dari junta, serta pemberontakan kelompok KNLA dan PDF secara sporadis di kota Myawady dan sekitarnya di negara bagian Karen, yang menyebabkan puluhan ribu orang melarikan diri ke Thailand.
BERITA TERKAIT: