Pertemuan itu berlangsung di ibu kota Urumqi pada Sabtu (26/8), dengan Xi turut menekankan pentingnya memelihara stabilitas sosial dan keamanan serta perdamaian jangka panjang di wilayah Xinjiang.
Seperti dikutip
Al Arabiya, Minggu (27/8), selama satu dekade terakhir ini, Xi diketahui telah memperketat cengkraman China di wilayah yang merupakan tempat tinggal bagi komunitas besar Muslim Uighur ini.
Dalam berbagai laporan yang dikeluarkan kelompok hak asasi manusia, Xi dan pemerintah China atau Tiongkok seringkali menjadi pusat perhatian global karena tindakan pengawasannya yang ketat dan perluasan program kerja paksa yang dituduhkan oleh banyak pihak di Barat.
Meskipun begitu, otoritas Tiongkok tetap bersikeras bahwa tindakan ini diperlukan untuk menjaga stabilitas wilayah dan membantah tudingan adanya pelanggaran hak asasi manusia di wilayah itu.
Selama kunjungan ini, Xi terus menekankan bahwa stabilitas di Xinjiang adalah faktor kunci untuk merangsang pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
"Wilayah ini memiliki potensi besar untuk mendorong pengembangan industri berbasis sumber daya, dan lebih banyak inisiatif untuk memperluas sektor industri pertanian dan energi surya," ujar Xi.
Dalam mengakhiri kunjungan tersebut, Xi juga menyerukan perlunya penguatan komitmen pemerintah Xinjiang terhadap kerja sama ekonomi dan pertukaran tenaga kerja wilayah itu dengan seluruh provinsi di dalam negeri.
BERITA TERKAIT: