Kemiskinan ekstrem merupakan kondisi di mana seseorang hidup dengan pendapatan kurang dari 2,15 dolar AS atau Rp 32 ribu per hari.
ADB mengungkap, terdapat 46 negara berkembang di seluruh Asia Pasifik, dan 67,8 juta orang yang hidup di sana masuk dalam kategori miskin ekstrem.
"Tercatat 67,8 juta orang atau sekitar 3,9 persen dari populasi negara berkembang Asia yang berjumlah sekitar 155,2 juta, hidup dalam kemiskinan ekstrem sepanjang tahun 2022," ungkap laporan tersebut, seperti dimuat
Arab News. Menurut kepala Ekonom AS, Albert Park, penyebab kemiskinan ekstrem yang melanda warga Asia di antaranya ialah dampak pandemi Covid-19 dan juga inflasi yang mengiringinya.
"Asia dan Pasifik terus pulih dari pandemi Covid-19, tetapi peningkatan krisis biaya hidup menghambat kemajuan dalam pengentasan kemiskinan,” kata Park.
Inflasi di sebagian besar negara telah melonjak ke level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, hal ini didorong oleh pulihnya aktivitas ekonomi dan meningkatnya gangguan rantai pasokan.
Kenaikan harga berdampak pada semua orang, namun masyarakat miskin adalah pihak yang paling terkena dampaknya karena mereka akan kesulitan memenuhi kebutuhan pokok termasuk layanan kesehatan dan pendidikan.
BERITA TERKAIT: