Komisaris untuk Urusan Politik, Perdamaian dan Keamanan ECOWAS, Abdel-Fatau Musah, mengungkapkan bahwa pasukan militernya kini telah siap untuk bergerak kapan pun saat perintah diberikan untuk melaksanakan intervensi militer di Niger.
"Kami telah menetapkan Hari-H, namun kami tidak akan mengungkapkannya," ujar Musah dalam pernyataan kepada media setelah pertemuan kepala pertahanan negara-negara Afrika Barat selama dua hari di Accra, Ghana.
Seperti dimuat
CNN, Sabtu (19/8), Musah juga menegaskan kembali bahwa prioritas ECOWAS saat ini adalah untuk mengembalikan tatanan konstitusional Niger dalam waktu sesingkat mungkin.
"Kami tidak akan terlibat dalam perundingan yang berlarut-larut. Harus ada hasil yang nyata," tambahnya, seraya mendesak pembebasan presiden terguling, Mohamed Bazoum yang ditahan sejak kudeta.
Pekan lalu ECOWAS sendiri telah mengeluarkan perintah untuk mengaktifkan pasukan siaga regional guna mempersiapkan diri untuk potensi intervensi di Niger, yang telah dikuasai oleh junta militer pada tanggal 26 Juli.
Niger, negara yang berada di jantung wilayah Sahel Afrika, merupakan salah satu negara yang diketahui sering mengalami kudeta militer sejak merdeka dari Prancis pada 1960.
Kemenangan Bazoum dalam pemilu damai pada 2021 lalu merupakan transisi kekuasaan demokrasi penting, yang pada akhirnya mengakhiri sejarah kudeta militer yang telah terjadi selama empat kali di negara itu.
Sementara junta telah membenarkan tindakan kudeta mereka, karena mengklaim bahwa mereka memiliki bukti pengkhianatan yang signifikan yang dilakukan Bazoum.
BERITA TERKAIT: