Hal tersebut dilaporkan oleh Kementerian Pertahanan Taiwan pada Selasa (15/8), setelah China mengutuk kunjungan singkat Wapres tersebut ke Washington.
Seperti dimuat
Asia One, para pejabat Taiwan memperkirakan bahwa China berpotensi akan melakukan latihan militer di dekat pulau tersebut dalam beberapa waktu ke depan.
Mereka menganggap kunjungan Lai ke AS sebagai alasan bagi China untuk mengintimidasi penduduk dan menciptakan rasa takut akan konflik, terutama menjelang pemilihan tahun depan di mana Lai memimpin dalam jajak pendapat.
Dalam konferensi pers yang mengulas aktivitas militer China sebagai tanggapan terhadap perjalanan Lai, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Sun Li-fang, menyatakan bahwa pasukan Taiwan tetap mengawasi aktivitas China di sekitar Taiwan, dan tidak takut atas ancaman tersebut.
"Tentara nasional menjunjung tinggi prinsip 'tidak takut pada musuh dan tidak memprovokasi' ketika menghadapi semua aktivitas Partai Komunis China," kata Sun.
Namun, hingga saat ini, belum ada laporan mengenai latihan atau tindakan militer yang signifikan dari pihak militer China di dekat Taiwan. Meskipun demikian, Taiwan menyebut tidak akan mengurangi kewaspadaan atau kesiapsiagaan perangnya.
Di samping itu, terkait dengan kunjungan Wapres Taiwan ke AS itu Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, kembali menegaskan bahwa China akan bertindak tegas untuk menjaga kedaulatan dan wilayahnya. Namun, dia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Namun, dalam 24 jam terakhir hingga Selasa pagi, lima pesawat tempur China dilaporkan telah memasuki zona identifikasi pertahanan udara Taiwan, termasuk satu Su-30, dua J-10, dan dua J-16D, yang merupakan varian peperangan elektronik dari pesawat tempur China yang modern.
Selama beberapa tahun terakhir, China telah melakukan serangkaian latihan militer hampir setiap hari di zona pertahanan udara Taiwan sebagai upaya untuk menekan Taiwan setelah Presiden Tsai Ing-wen melakukan perjalanan ke California untuk bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy.
Namun, baik Taiwan dan Amerika Serikat berpendapat bahwa kunjungan singkat ke AS itu merupakan hal biasa dan tidak perlu menjadi perhatian berlebihan.
BERITA TERKAIT: