Hal itu disampaikan oleh Kementerian Pertahanan Inggris dalam sebuah laporan, seperti dikutip dari
The Jerussalem Post pada Senin (14/8).
Kementerian menyebut, Wagner kemungkinan tidak lagi mendapat aliran dana dari Kremlin setelah mereka melancarkan pemberontakan militer di Rusia Selatan.
"Ada kemungkinan realistis bahwa Kremlin tidak lagi mendanai kelompok tersebut," ungkap laporan tersebut.
Kekurangan pasokan keuangan, mendorong Wagner mengurangi jumlah tentara untuk menghemat gaji yang harus dikeluarkan.
Dugaan ini diperkuat oleh pengumuman bos Wagner, Yevgeny Prigozhin yang menyebut bahwa kelompoknya tidak akan merekrut tentara baru dalam waktu dekat.
Prigozhin mengaku belum membutuhkan tambahan tentara karena tidak lagi terlibat dalam perang Ukraina.
Saat dikerahkan ke garis depan Bakhmut Ukraina, tentara Wagner diperkirakan mencapai 20.000-50.000 orang.
Akhir Juni lalu, Wagner melakukan pemberontakan militer di kota Rostov-on-Don. Kudeta dilancarkan agar Presiden Vladimir Putin mau menyingkirkan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu dari jabatannya karena dinilai tidak kompeten.
Dengan campur tangan Belarusia, kudeta berhasil dihentikan. Wagner sepakat menarik pasukannya dari Rusia Selatan dan pergi mengasingkan diri ke Minsk.
Karena pemberontakan itu, Wagner tidak lagi dipercayai untuk mengambil peran dalam perang Ukraina. Saat ini, kelompok tentara bayaran itu fokus menjadi pelatih militer di Afrika dan Belarusia.
BERITA TERKAIT: