Kabar baik itu diungkap oleh Juru Bicara PBB di Yaman, David Gressly, dalam sebuah wawancara dengan media, seperti dikutip dari The Star pada Sabtu (12/8).
Gressly menjelaskan bahwa korban yang terdiri dari empat staf asal Yaman dan satu dari Bangladesh telah kembali dalam keadaan sehat.
"Terlepas dari semua yang mereka alami selama 18 bulan terakhir, para korban telah kembali dengan kondisi kesehatan dan mental yang baik," ungkapnya.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres ikut berbahagia dengan kabar pembebasan tersebut. Dia menekankan bahwa para pelaku harus mendapat hukuman atas perbuatan mereka.
"Penculikan adalah kejahatan yang tidak manusiawi dan tidak dapat dibenarkan. Kami mendesak agar para pelaku dimintai pertanggungjawaban," tegasnya.
Staf PBB diculik Al Qaeda di Semenanjung Arab (AQAP) yang berbasis di Yaman Selatan pada 11 Februari 2022.
Kelompok itu menjadi ancaman karena kerap memanfaatkan konflik antara koalisi yang dipimpin Saudi dan Houthi yang berpihak pada Iran untuk meningkatkan pengaruhnya. .
Yaman terperosok dalam konflik sejak kelompok Houthi menggulingkan pemerintah dari ibu kota Sanaa pada akhir 2014. Koalisi militer pimpinan Arab Saudi melakukan intervensi pada 2015, dengan tujuan memulihkan pemerintahan.
Inisiatif perdamaian Yaman terus meningkat sejak Arab Saudi dan Iran Maret lalu sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik yang terputus pada tahun 2016.
BERITA TERKAIT: